Breaking News

Berita Viral

WARGA ISRAEL KAGET, Rudal Iran Berhasil Menghantam Kilang Minyak-Bahan Bakar Jet di Pelabuhan Haifa

Warga Israel terkejut saat rudal Iran mengenai lokasi mereka di pelabuhan Haifa. Pelabuhan Haifa terletak di kota Haifa, Israel utara.

|
Editor: AbdiTumanggor
aljazeera
KILANG MINYAK ISRAEL: Warga Israel terkejut saat rudal Iran mengenai lokasi mereka di pelabuhan Haifa, Senin (16/6/2025) waktu setempat. Pelabuhan Haifa terletak di kota Haifa, Israel utara. (aljazeera) 

WARGA Israel Kaget, Rudal Iran Berhasil Menghantam Lokasi Kilang Minyak-Bahan Bakar Jet di Pelabuhan Haifa 

TRIBUN-MEDAN.COM - Warga Israel terkejut saat rudal Iran mengenai lokasi mereka di pelabuhan Haifa.

Pelabuhan Haifa terletak di kota Haifa, Israel, di sepanjang pantai Laut Tengah dan di kaki Gunung Karmel.

Pelabuhan ini berada di bagian utara kota, membentang di sepanjang pantai Laut Tengah, sekitar tiga kilometer.

Haifa merupakan pelabuhan laut yang memiliki peran penting sebagai pusat perdagangan dan administrasi di Israel utara. 

Pelabuhan yang menghadap ke Laut Mediterania ini juga menjadi pintu gerbang ke Irak, Suriah, dan Yordania dari Laut Tengah.

Selain itu, Teluk Haifa, tempat pelabuhan ini berada, adalah satu-satunya pelabuhan alami Israel di Laut Tengah.

Kota Haifa, Israel barat laut, pertama kali disebutkan dalam Talmud (sekitar abad ke-1–4 M ). Kemudian, teolog Kristen awal, Eusebius, dan topografi Alkitab, menyebutnya sebagai Sykaminos. 

Jumlah penduduk di kota Haifa sekitar 282.000 jiwa.

Kota Haifa merupakan kota terbesar ketiga di Israel dan kota terbesar di wilayah utara negara tersebut.

Kota ini memiliki populasi yang beragam, termasuk mayoritas Yahudi Israel dan juga minoritas Arab.

Haifa sering digambarkan sebagai model koeksistensi antara orang Yahudi dan Arab di Israel.

rudal Iran mengenai lokasi mereka di pelabuhan Haifa
Warga Israel terkejut saat rudal Iran mengenai lokasi mereka di pelabuhan Haifa, Senin (16/6/2025) waktu setempat.(aljazeera)

Diserang Rudal Iran

Otoritas penyiaran Israel mengatakan bahwa beberapa rudal jatuh di area terbuka di Pelabuhan Haifa dan melukai beberapa warga Israel yang melarikan diri ke tempat perlindungan. 

"Kami masih menunggu beberapa rincian (korban) lebih lanjut tentang hal itu,"demikian laporan otoritas penyiaran Israel, Selasa (17/6/2025) waktu setempat, dikutip dari Al Jazeera.

Kerusakan paling signifikan sejauh ini terjadi di pelabuhan Haifa, tempat operasi kilang minyak dihentikan karena kerusakan parah pada kilang minyak tersebut.

Ini adalah salah satu dari dua kilang minyak. Israel mengolah sebagian besar bensin, solar, dan bahan bakar jet, dan akan sangat merepotkan dan sulit bagi Israel untuk mengelolanya.

"Orang Israel tidak pernah mengalami hal seperti ini dalam 40 atau 50 tahun terakhir. Jadi, ini agak mengejutkan bagi banyak orang Israel,"sambung laporan Al Jazeera.

Orang Israel mulai menyadari bahwa ini adalah situasi yang sangat, sangat berbahaya bagi mereka.

Meskipun demikian, orang Israel selalu mendukung negaranya.

"Orang Israel akan angkat bendera ketika negaranya diserang, meski tidak menyukai PM Benjamin Netanyahu atau pemerintahan sayap kanannya yang ekstrem,"jelas Al Jazeera.

Sementara, petugas medis Israel mengatakan belum diketahui jumlah korban luka akibat serangan terbaru Iran tersebut.

Layanan darurat Israel, Magen David Adom, mengatakan belum menerima laporan mengenai korban tewas dan luka setelah gelombang rudal Iran menuju Israel tengah dan utara.

Laporan itu muncul beberapa saat setelah militer Israel memberi tahu penduduk di Israel utara bahwa sekarang aman untuk meninggalkan tempat perlindungan mereka.

Sejauh ini, serangan Iran telah menewaskan sedikitnya 24 orang dan puluhan lainnya terluka di Israel.

Media Israel melaporkan bahwa rentetan serangan itu kembali memicu sirene.

Wilayah Israel utara itu telah diserang beberapa kali dalam beberapa hari terakhir, dengan satu serangan menewaskan tiga orang dan memaksa kilang minyak di sana tutup.

Israel Hantam fasilitas nuklir Fordow, Iran

Memasuki hari kelima berturut-turut konflik Israel-Iran,  pada Senin (16/6/2025), ledakan keras terdengar di dekat fasilitas nuklir Fordow, Iran, disertai dengan getaran tanah yang memicu gempa kecil berkekuatan 2,5 skala Richter.

Seperti dilansir News18, video yang diunggah oleh Iran International English menunjukkan ledakan besar sekitar 20 kilometer dari Kota Qom, Iran.

Kepala badan atom PBB Rafael Grossi mengonfirmasi bahwa Israel menyerang pabrik pengayaan Fordow yang mengindikasikan bahwa Israel telah menargetkan tiga lokasi utama program nuklir Iran, menurut The Wall Street Journal.

"Saat ini, otoritas Iran memberi tahu kami tentang serangan terhadap dua fasilitas lainnya, yaitu pabrik pengayaan bahan bakar Fordow, dan di Isfahan, (di mana) pabrik pembuatan pelat bahan bakar, pabrik pembuatan bahan bakar, fasilitas konversi uranium... berada," kata kepala pengawas nuklir IAEA Rafael Grossi kepada Dewan Keamanan PBB.

Menurut Kan News Israel, citra satelit mengungkap kerusakan besar di fasilitas pengayaan Natanz Iran, termasuk pembangkit listriknya.

Sementara, Al Arabiya melaporkan, sekitar 100 rudal diluncurkan dari Iran ke Israel. Rudal balistik Iran tersebut menghantam Israel utara dan kilang-kilang minyak.

Eskalasi tajam dalam konflik yang sedang berlangsung antara kedua negara diprediksi bisa berlangsung lama.

Jumlah korban tewas di Iran

Sementara itu, setidaknya 224 orang tewas di Iran sejak konflik dimulai pada hari Jumat (13/6/2025) berdasarkan laporan media pemerintah Iran yang mengutip kementerian kesehatan.

Media pemerintah Iran mengonfirmasi jika salah satu orang yang tewas dalam serangan terabaru Israel adalah kepala unit intelijen angkatan bersenjatanya.

Sementara, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dilaporkan Pejabat Amerika Serikat, bahwa Presiden Donald Trump melarang (veto) rencana Israel untuk membunuhnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel menyerang Iran dalam upaya menghancurkan fasilitas nuklir, yang dianggapnya sebagai "ancaman eksistensial bagi Israel dan Timur Tengah".

Serangan Israel ke Iran terjadi tak lama setelah pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa menyimpulkan Iran melanggar kewajibannya berdasarkan perjanjian nonproliferasi global.

Iran menolak untuk membuka negosiasi gencatan senjata dengan Israel.

Menurut seorang pejabat yang mengetahui komunikasi diplomatik tersebut, Teheran telah menyampaikan kepada mediator Qatar dan Oman bahwa perundingan hanya bisa dilakukan setelah Iran merespons serangan Israel.

"Iran memberi tahu mediator Qatar dan Oman bahwa mereka hanya akan melakukan negosiasi serius setelah Iran menyelesaikan tanggapannya terhadap serangan pendahuluan Israel," kata pejabat itu kepada Reuters, Minggu (15/6/2025).

Pejabat tersebut menegaskan bahwa Iran tidak bersedia membuka pembicaraan damai selagi masih berada di bawah tekanan militer. "Mereka tidak akan berunding saat diserang," katanya.

Israel diketahui melancarkan serangan udara mendadak pada Jumat pagi (13/6/2025) yang menyasar komando militer Iran dan fasilitas nuklirnya.

Pemerintah Israel menyatakan operasi militer ini akan terus ditingkatkan dalam beberapa hari mendatang.

Sebagai respons, Iran membalas dengan keras dan menyebut tindakan Israel sebagai pemicu konfrontasi terbesar dalam sejarah hubungan kedua negara.

Iran bahkan berjanji akan "membuka gerbang neraka" sebagai bentuk balasan. 

Kini, perundingan gencatan senjata telah dimulai. Namun, Iran dikabarkan menolak.

Sebagai informasi, Oman dan Qatar selama ini dikenal sebagai jembatan diplomatik antara Iran dan Amerika Serikat.

Keduanya pernah memediasi sejumlah perundingan, termasuk pertukaran tahanan antara Iran dan AS pada 2023.

Oman juga sempat memfasilitasi pembicaraan nuklir, meski putaran terakhir dibatalkan setelah Israel memulai serangan udara besar-besaran.

Terbaru, kelompok 21 negara Muslim yang dipimpin Mesir mengutuk serangan Israel terhadap Iran.

Kelompok tersebut mengecam serangan Israel terhadap Iran dan menyerukan de-eskalasi segera dan pelucutan senjata nuklir “tanpa selektivitas”. Yang terakhir mengacu pada program nuklir Israel.

Kelompok tersebut memperingatkan bahwa konflik tersebut berisiko semakin memburuk dan menyerukan gencatan senjata segera. Di sisi lain, mereka juga menyatakan dukungan mereka untuk Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir, dengan menyerukan semua negara di kawasan tersebut untuk bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).

Para penandatangannya adalah Aljazair, Bahrain, Brunei, Chad, Komoro, Djibouti, Mesir, Gambia, Irak, Yordania, Kuwait, Libya, Mauritania, Oman, Pakistan, Qatar, Arab Saudi, Sudan, Somalia, Türkiye, dan Uni Emirat Arab.

(*/Tribun-medan.com)

Baca juga: Garda Revolusi Iran Kecolongan Lagi, 3 Jenderal Intelijen Tewas Kena Serangan Israel

Baca juga: DAFTAR NAMA Pejabat Iran Dihabisi Israel, Terungkap Pemimpin Tertinggi Ayatollah Dilindungi Trump

Baca juga: KENAPA Presiden Trump Larang Israel Membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei?

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved