Berita Medan

Antusias Orang Tua Antarkan Anaknya Masuk SRMP II, Deg-degan, Tapi Demi Masa Depan 

Satu diantara raut wajah bahagia itu juga terpancar dari orangtua Nanda Putri. Nanda terlihat datang bersama orangtuanya.

|
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANISA
Sejumlah siswa dan orangtua  saat membawa barang-barang pribadinya ke asrama SRMP II di Balai Sentra Bahagia Medan, Senin (14/7/2025).    

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Seratus orang tua siswa antusias melihat sang anak masuk Sekolah Rakyat Menengah Pratama (SRMP) II di Balai Setra Bahagia Medan.

Satu diantara raut wajah bahagia itu juga terpancar dari orangtua Nanda Putri. Nanda terlihat datang bersama orangtuanya menggunakan becak ke SRMP II.  

Begitu tiba, ia bersama sang ibu langsung melakukam registrasi pendaftaran. Kemudian, langsung menuju kelas untuk mengikuti Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). 

Sambil menunggu anaknya MPLS, terlihat sang ibu berkali-kali melihat ke dalam dan memastikan sang anak aman dan nyaman. Sementara sang ayah, terlihat menjaga barang anak-anaknya yang hendak dibawa ke asrama. 

Saat didekati Tribun Medan, nama ibu Nanda adalah Lismawati Boru Ginting. Lisma bercerita ada sedikit rasa khawatir karena sang anak masuk asrama. 

"Khawatir ada, tapi untuk masa depan anak kita percayakan semuanya dengan sekolah rakyat ini," ucap Lisna kepada Tribun Medan, Senin (14/7/2025). 

Lisna bercerita, sekolah rakyat ini cukup membantu ia bersama sang suami. Sebab, ada empat anak yang harus disekolahkan. 

"Dengan ekonomi kami yang seperti ini, ayahanya bekerja sebagai tukang becak dan saya yang serabutan sementara anak kami ada empat semua harus sekolah prinsip kami begitu. Jadi ini cukup membantu sekali," jelasnya. 

Malam sebelum berangkat ke sekolah rakyat, kata Lisna ia pun mengajak sang anak untuk duduk bercerita.

"Iya malamnya saya tanya, gimana deg-degan enggak, tapi anak saya bilang enggak, malah dia senang. Itu buat saya terharu dan lebih ringan meninggalkannya di asrama karena anak saya mau sekolah di sini tanpa paksaan," ucapnya.
 
Lisna juga meminta sang anak untuk terus berdoa sebelum masuk ke asrama.

"Saya yang deg-degan, makanya saya minta anak saya tadi malam untuk berdoa solat tahajud biar semuanya lancar. Alhamdulillahnya lancar. Anak saya pu senang sekali tadi," ucapnya. 

Ia pun berharap, sekolah rakyat ini bisa membawa masa depan anaknya lebih baik.

"Mudah-mudahan dengana adanya sekolah rakyat bisa membuat masa depan anak saya lebih baik lagi," jelasnya. 

Sementara itu, hal senada juga disampaikan Supiyati. Ia adalah wali murid dari siswa kelas 7A,Nayla.

Diceritakan Supiyanti, Nayla merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Dimana sang Ayah sudah lama tiada. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved