Berita Internasional

Pasutri Tewas Ditembak karena Menikah Tanpa Restu, Keluarga Diduga Jadi Dalang

Insiden mengejutkan datang dari pasangan suami istri muda yang tewas ditembak di depan umum.

Penulis: Randy | Editor: Randy P.F Hutagaol
DAILYMAIL.CO.UK
PASUTRI TEWAS: Foto pasangan suami istri yang dicegat oleh sejumlah pria. Sepasang suami istri tersebut kemudian ditembak mati secara brutal karena menikah tanpa restu keluarga. 

TRIBUN-MEDAN.com - Insiden mengejutkan datang dari pasangan suami istri muda yang tewas ditembak di depan umum.

Sepasang pengantin muda ini diduga baru saja menikah tanpa persetujuan keluarga.

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Selasa (22/7/2025) kejadian tragis ini diketahui terjadi di distrik pegunungan terpencil Deghari, Balochistan, Pakistan.

Aksi penembakan terhadap pasangan suami istri tersebut terekam dan tersebar luas di media sosial.

Dalam rekaman yang telah diverifikasi oleh otoritas setempat, korban wanita yang diidentifikasi sebagai Bano Bibi dan suaminya, Ahsan Ullah terlihat disergap oleh sejumlah pria yang datang menggunakan mobil pick up.

Pengantin muda itu kemudian berbicara dengan bahasa setempat, mengatakan bahwa mereka telah menikah secara sah.

"Ayo, jalan tujuh langkah denganku, lalu kau boleh menembakku," kata sang istri, Bano dalam detik-detik terakhir sebelum akhirnya ditembak tiga kali dari jarak sangat dekat.

Beberapa saat kemudian, Ahsan juga ditembak secara brutal.

Bahkan salah satu pria lainnya melangkah maju dan mengosongkan pelurunya ke tubuh Ahsan yang sudah tak bernyawa.

Video tersebut berakhir dengan sepasang suami istri tersebut sudah tergeletak bersimbah darah di tanah berbatu.

Anehnya, pihak berwenang mengonfirmasi bahwa tidak ada satu pun pihak keluarga yang melapor kejadian tersebut.

Kebisuan dari pihak keluarga tersebut menunjukkan bahwa tradisi pembunuhan demi kehormatan masih umum terjadi di negara itu.

Farhatullah Babar, seorang aktivis hak asasi manusia terkemuka di Pakistan, memuji keberanian luar biasa dari Bano Bibi.

Sebelum peluru menghantam tubuhnya, Bano mengatakan bahwa keteguhan sang wanita muda di detik terakhir hidupnya sangat menggetarkan hati, karena ia tidak memohon ampun maupun menunjukkan ketakutan.

Farhatullah menyerukan agar semua pelaku dijatuhi hukuman seberat-beratnya atas tindakan yang sangat tidak berperikemanusiaan itu.

Kini, pihak kepolisian telah menangkap sebanyak 11 tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan ini.

Kasus mengerikan ini kembali menyoroti catatan buruk Pakistan terkait pembunuhan demi kehormatan.

Meskipun negara tersebut telah memberlakukan undang-undang nasional yang melarang praktik tersebut, ratusan wanita masih dibunuh setiap tahun karena menentang harapan keluarga atau suku, pelakunya bahkan sering kali tidak dijatuhi konsekuensi apa pun.

Kasus ini kembali menyoroti catatan kelam Pakistan soal pembunuhan demi kehormatan. 

Meskipun negara tersebut telah memiliki undang-undang nasional yang melarang praktik ini, ratusan perempuan masih dibunuh setiap tahunnya karena melawan norma keluarga atau adat.

Sayangnya, banyak dari kasus ini tidak pernah diusut tuntas atau pelakunya dihukum ringan, bahkan pelakunya kadang tak dihukum sama sekali.

Pada bulan Januari, seorang ayah ditangkap karena diduga membunuh putrinya yang berusia 15 tahun, seorang warga negara AS, hanya karena remaja tersebut menolak berhenti menggunakan TikTok.

Para aktivis kini menyerukan tindakan segera untuk menghentikan pembunuhan seperti itu, karena negara ini terguncang oleh tindakan kekerasan abad pertengahan yang tidak masuk akal.

(mag/Rahel Sianipar/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved