Alamak

Tak Disangka, Ternyata Begini Perilaku Siswa SMA N 1 yang Aniaya dan Tewaskan Gurunya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi Ahmad Budi Cahyono saat masih hidup dan saat dirawat di RSUD dr Soetomo. (Istimewa)

TRIBUN-MEDAN.com - Menjadi seorang guru memang membutuhkan pengorbanan besar.

Selain gaji yang kecil, seorang guru harus rela mengorbankan hal lainnya yang dimilikinya.

Bahaya sering dihadapi seorang guru saat mendapatkan murid-murid yang sulit diatur, atau bandel.
 Itu seperti sebuah peristiwa yang baru-baru ini terjadi.

Tepatnya, seperti sebuah peristiwa yang terjadi di Sampang, Madura.

MH, seorang siswa SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, tega menganiaya gurunya hingga tewas.

Baca: Mengulik 5 Fakta Siswa Aniaya Guru hingga Tewas, Anak Kepala Pasar hingga Jago Silat

Baca: Mengulik 6 Fakta Mencengangkan Gugatan Cerai Ahok pada Veronica, Bermula Rayuan Maut

Baca: Miris, Beredar Video Siswa SMP Buka Baju dan Tantang Kepala Sekolah untuk Berkelahi

Baca: Tak Disangka, Ternyata Begini Perilaku Siswa SMA N 1 yang Aniaya dan Tewaskan Gurunya

Sang guru kesenian, Ahmad Budi Cahyono, harus meregang nyawa setelah mendapatkan pukulan dari MH.

Baca: Kejadian Guru Tewas Dianiaya Muridnya Viral, Meme Sindiran Siswa Zaman Dulu Berikut Ngena Banget

Ia sempat dirawat di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Namun nyawanya tidak tertolong.

Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Saiful Rachman mengatakan bahwa MH memang punya track record perilaku yang buruk di lingkungan sekolahnya.

"Mulai kelas 1 menurut guru-guru dan kepseknya serta guru BK, nilai perilakunya sudah termasuk merah, sudah sering dipanggil oleh BK dan ini peristiwa finalnya," kata Saiful Rachman, Jumat (2/2/2018).

Menurut Saiful, penilaian perilaku tersebut sangat menentukan kelulusan MH.

Walaupun MH sendiri masih diperbolehkan mengikuti Ujian Nasional karena sudah terdaftar.

Baca: Nagita Slavina Bangunkan Raffi Ahmad dengan Cara Berikut, Warganet: Romantis Banget

"Ketentuan kelulusan kan tidak hanya dari ujian akhir, tapi kan oleh sekolah dan yang berhak menentukan kelulusan adalah dewan guru di sekolah. Dan yang paling penting adalah penilaian perilakunya," lanjutnya.

Walaupun pandai tapi kalau guru-gurunya mengatakan perilaku jelek dan nilainya di bawah B, otomatis siswa tersebut tidak lulus karena perilaku merupakan syarat penting untuk kelulusan.

Gaji Hanya Rp 600 Ribu

Ahmad Budi Cahyono, guru idola di SMAN 1 Torju, Kabupaten Sampang, pergi untuk selamanya. Guru kesenian penuh talenta ini akan terus dikenang karena dikenal tulus. 

Kepala Dindik Jatim Saiful Rahman yang ikut melayat ke rumah duka Menyebutkan bahwa status Budi saat ini masih GTT. Guru seni ini menerima gaji jauh di bawah UMK.

"Semua berduka dan semua sangat kehilangan. Tadi banyak guru ikut melayat di rumah duka. Nanti kami akan menyampaikan keterangan resmi tekait tragedi di dunia pendidikan ini," kata Saiful. 

Belum disampaikan apakah Dindik Jatim akan memberi penghargaan khusus kepada Budi. Saat dimintai konfirmasinya, Saiful belum mau menyinggung soal penghargaan khusus itu.

Baca: Bikin Kaget, Simak Pengakuan Karyawan Julianto Tio tentang Perilakunya

Baca: PSK Muda Mengaku Layani Empat Pria dalam Semalam tapi Bayaran Jasanya Sungguh Miris

Baca: Putri Ahok Turut Serta Fifi Lety kala Memergoki Veronika dan JT di Tempat yang Sama

Baca: Pernah Bersama di Indonesian Idol, Firman Siagian Beberkan Sifat Asli Judika

Baca: Bikin Meme Rindu Itu Berat Ala Dilan, Kaesang Pangarep Sukses Bikin Ngakak

Baca: Alexis Berubah Nama Menjadi 4Play tapi Aktivitas Begituan Tak Berubah, Sandiaga Bilang Begini

Sementara itu, salah satu rekan korban mengaku sangat kehilangan akan sosok guru ini. "Pak Budi itu kreatif. Jago main musik dan seni," kata salah satu rekan Budi.

Dia sangat prihatin atas musibah yang dialami Budi. Setiap bulan, guru yang dikenal tulus ini menerima gaji Rp 500.000 - Rp 600.000. 

"Tadi kami nglayat. Kasihan, istrinya hamil 4 bulan. Hamil pertama keguguran dan ini hamil kedua," ucap rekan guru ini.

Baca: Video Siswa Masuk Lewat Jendela Menemui Siswi Viral, Komentar Netizen Malah Bikin Ngakak

Baca: Kejadian Guru Tewas Dianiaya Muridnya Viral, Meme Sindiran Siswa Zaman Dulu Berikut Ngena Banget

Baca: Tawarkan Hal Tak Senonoh pada Turis Asing, Rekaman Kelakuan Karyawan Hotel di Bali Akhirnya Viral

Baca: Pengacara Kondang Hotman Paris Imbau Jangan Gerebek Orang Pacaran yang Tak Terikat Perkawinan

Kronologi Lengkap Penganiayaan Pak Guru Budi

Penganiayaan berujung maut yang dilakukan seorang murid SMAN 1 Torjun, HI (17) kepada gurunya, Ahmad Budi Cahyono (26) memunculkan berbagai versi di publik.

Untuk meluruskan hal itu, Polres Sampang menggelar konferensi pers pada Jumat (2/2/2018) malam, di Mapolres Sampang, Jawa Timur.

Kapolres Sampang AKBP Budi Wardiman mengatakan, banyak informasi simpang siur beredar di masyarakat. Bahkan, ada pula pihak yang langsung mempublikasikan kejadian, meski belum mengetahui detail kejadiannya.

Berikut kronologi penganiayaan HI terhadap sang guru yang disampaikan Budi:

1. Pada Kamis (1/2/2018) sekitar pukul 13.00, korban mengisi pelajaran seni melukis di halaman depan kelas XII. Semua siswa diberi tugas melukis. Pelaku tidak menghiraukan apa yang ditugaskan korban.

2. Korban kemudian menegur pelaku agar mengerjakan tugas seperti temannya yang lain. Teguran itu tetap tidak dihiraukan pelaku. 

3. Karena teguran tidak dihiraukan, korban kemudian menggoreskan cat ke pipi pelaku.


Pres rilis Polres Sampang terkait dengan kronologi penganiaayaan guru SMAN 1 Torjun oleh muridnya.(KOMPAS.com/Taufiqurrahman)

4. Pelaku tidak terima dan mengeluarkan kalimat tidak sopan.

5. Karena tidak sopan, korban memukul pelaku dengan kertas absen.

6. Pukulan itu ditangkis pelaku dan langsung menghujamkan pukulan ke pelipis sebelah kanan korban. Akibatnya, korban tersungkur. 

7. Murid yang lain melerai pelaku dan korban.

8. Korban bangun setelah terjatuh. Lengan kiri korban lecet karena menahan tubuhnya saat terjatuh.

9. Seusai kejadian tersebut, seluruh siswa masuk kelas. Di dalam kelas, pelaku sempat meminta maaf kepada korban disaksikan murid-murid yang lain. 

10. Setelah pelajaran usai, korban dan pelaku pulang ke rumahnya masing-masing. Korban masih sempat bercerita kepada kepala sekolah tentang kejadian pemukulan yang dilakukan muridnya. 

11. Setiba di rumah, korban langsung istirahat karena mengeluh pusing dan sakit kepala. Sekitar pukul 15.00, korban dibawa ke Puskesmas Jrengik, Kabupaten Sampang.

Karena pihak Puskesmas tidak mampu menangani, korban kemudian dirujuk ke rumah sakit daerah Kabupaten Sampang. Korban kembali dirujuk ke rumah sakit DR Soetomo, Surabaya.

12. Pihak rumah sakit kemudian menangani korban dan korban dinyatakan mengalami mati batang otak (MBO), yang menyebabkan seluruh organ tubuhnya tidak berfungsi. Dokter memprediksi, korban tidak akan hidup lama.

13. Sekitar pukul 21.40, korban dinyatakan meninggal dunia. Korban kemudian langsung dibawa pulang ke rumahnya di Sampang.

"Saya luruskan, tidak ada penghadangan korban oleh pelaku setelah jam pulang sekolah. Kejadian penganiayaan yang sebenarnya di depan halaman kelas," kata Budi.

Ia berharap, tidak ada lagi informasi simpang siur mengenai peristiwa ini.

"Polres Sampang terus mendalami kasus ini dan pelaku sudah ditahan. (Jumat) malam ini (pelaku) sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujarnya. 

Meski termasuk kategori di bawah umur, HI tetap dikenakan Pasal 351 Ayat 3 KUHP tentang Penganiayaan yang mengakibatkan matinya seseorang, dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

(TribunJatim.com/Sofyan Arif Candra Sakti)

Berita ini sebelumnya diterbitkan TribunJatim.com berjudulGak Nyangka, Murid Penganiaya Guru di Sampang Ternyata Pandai, Nilainya Jelek Hanya Pada Bidang Ini

Berita Terkini