TRIBUN-MEDAN.com - Puluhan nelayan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan memenuhi Kantor Lurah Pekan Labuhan untuk verifikasi nelayan yang terkena dampak reklamasi pelabuhan Belawan, Kamis (31/1/2019).
Para nelayan tersebut meminta kejelasan sikap dan angka ganti rugi dari pihak PT Pelindo I atas dampak reklamasi yang dirasakan para nelayan.
Hingga pukul 10.34 WIB, pihak verifikasi dari Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan belum juga hadir.
Di tengah-tengah keramaian tersebut, tiba-tiba perwakilan nelayan terlihat meluapkan emosinya kepada nelayan lain karena dianggap memecah belah.
Nelayan bernama Nazaruddin terlihat melampiaskan kekesalannya karena seorang nelayan bernama Rizal diduga menerima tali asih yang diberikan oleh pihak PT Pelindo I.
Padahal sejak awal para nelayan tidak menginginkan tali asih, namun ganti rugi melaut selama reklamasi dijalankan.
"Jangan kepentingan kelompok kalian saja, kalian provokasi, pecah belah masyarakat tuh," katanya dengan nada tinggi.
Video keributan di Kantor Lurah Pekan Labuhan;
Ayo subscribe channel YouTube Tribun MedanTV
Dodi Shah, Mangkir 2 Kali, Dijemput Paksa, Tersangka, Ancaman Hukuman 8 Tahun,. . . tapi tak Ditahan
Detik-detik Vanessa Angel Jatuh Pingsan, Polwan Tolong hingga Pria Teriak Dorong Wartawan, Videonya
Video Lurah Pungli, Blak-blakan Minta Uang untuk Kepentingan Pribadi, LIHAT CARANYA MINTA UANG
Keributan tersebut kemudian membuat nelayan lain berkumpul dan mencoba memisahkan keduanya.
Nazaruddin bersama nelayan lain menolak adanya pemberian tali asih dari PT Pelindo I. Sebab jika masyarakat menerima tali asih, maka hilanglah ganti rugi dari dampak yang ditimbulkan reklamasi.
"Nelayan sudah diinjak-injak, kasihan. Kalau terima tali asih, hilang dampak," katanya.
Diketahui, Akibat reklamasi yang dilakukan PT Pelindo I, nelayan harus memutar saat melaut dan menambah beban melaut.
Selain itu, limbah yang dihasilkan dari reklamasi membuat hasil laut menurun drastis.
Nelayan mengatakan, selama 1 tahun delapan bulan reklamasi pelabuhan Belawan, hasil laut berkurang 80 persen.
Pertemuan dengan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Medan yang dijadwalkan pada pukul 08.00 WIB pun tak kunjung dimulai.
Hingga pukul 11.00 WIB, pihak Dinas Pertanian dan Perikanan belum ada yang datang sehingga para nelayan merasa kecewa dan berpulangan satu per satu.
(cr5/tribun-medan.com)