Kisah Kopassus Selamatkan 26 Peneliti Tim Lorentz di Belantara dari KKB Papua, Disandera 130 Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah Pasukan Kostrad Selamatkan Tim Ekspedisi Lorentz di Belantara Papua yang Masih Perawan

Kompi dibagi dalam beberapa tim.

Secara berangsur masing-masing tim dikirim ke daerah operasi.

Ilustrasi Kopassus (Tribunnews.com)

Setelah berbagai upaya dilakukan, Tim Kopassus dan Kostrad berhasil menuntaskan misinya pada tanggal 9 Mei 1996

Tim gabungan Kopassus dan Kostrad itu akhirnya berhasil menyelamatkan para sandera kecuali 2 orang, yaitu Navy dan Matheis yang gugur di tangan keganasan para OPM

Misi Kopassus Selamatkan Ratusan Warga yang Disandera KKB

Operasi senyap Kopassus dan Tim Intai Kostrad sempat menuai kesuksesan sebelum misi pembebasan ratusan warga yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Banti, Kimbeli dan area longsoran Distrik Tembagapura, Papua pada Jumat (17/11/2017)

Dilansir dari Kompas.com, sebanyak 13 personel Kopassus dan 10 personel Kostrad sudah mengintai lokasi para KKB sejak lima hari lalu.

Tim Kopassus dan Tim Intai Kostrad memantau pergerakan para KKB yang membaur dengan warga sipil.

Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi di Timika, Sabtu (18/11/2017), mengakui upaya pembebasan 344 warga sipil terisolasi itu penuh risiko lantaran KKB terus menghujani aparat dan warga dengan tembakan dari jarak jauh.

Aidi menjelaskan kronologi misi pembebasan 344 warga. 

Warga yang diisolasi oleh kelompok kriminal bersenjata dievakuasi dari Kampung Kimberly, Kampung Banti, menuju Tembagapura, dengan pengawalan ketat personel TNI dan Polri pada Jumat (17/11/2017) sekitar pukul 11.00 WIT. (Humas Polda Papua)

Dia menyebutkan, pasukan TNI sudah bergerak ke lokasi sasaran sejak lima hari sebelumnya.

Mereka terdiri dari Kopassus 13 personel, 20 personel dari Batalyon 751/Rider, dengan tugas khusus merebut Kampung Kimbeli dari KKB.

Selain itu, Peleton Intai Tempur Kostrad bersama Batalyon Infanteri 754/Eme Neme Kangasi. Tugasnya adalah merebut Kampung Banti.

"Mereka bergerak dengan sangat senyap, sangat rahasia pada malam hari. Lalu pada siang hari mereka mengendap, membeku. Sambil mempelajari situasi secara perlahan sekali mereka sampai di titik sasaran," ujar Aidi.

Aidi menuturkan, satu hari sebelum jam yang disepakati untuk menyerbu, pasukan sebenarnya sudah berada di lokasi masing-masing dan siap untuk menyerbu.

Halaman
1234

Berita Terkini