Pilpres 2019
Ketua Tim Hukum BPN Prabowo-Sandi Apungkan Quote Eks Diktator Nikaragua saat Pembacaan Gugatan
Ketua Tim Hukum BPN Prabowo-Sandi Apungkan Quote Eks Diktator Nikaragua saat Pembacaan Gugatan
Ketua Tim Hukum BPN Prabowo-Sandi Apungkan Quote Eks Diktator Nikaragua saat Pembacaan Gugatan
"Syarat adanya kejujuran dan keadilan adalah prasyarat utama dari adanya sebuah bangsa dan negara. Sekaligus memastikan kelangsungan kehidupan bangsa," tegas Bambang.
TRIBUN-MEDAN.com - Ketua Tim Hukum Prabowo Subianto-Sandiaga uno, Bambang Widjojanto tampak mengutip kalimat milik mantan diktator Nikaragua, Anastasio Somoza dalam pembacaan materi gugatan sidang perdana sengketa hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (14/6/2019).
Dalam pemaparannya, Bambang awalnya membahas soal pentingnya bersikap jujur dan adil dalam penyelenggaraan pemilu.
Bambang menjelaskan, ada prasyarat fundamental dalam mewujudkan negara hukum.
"Pendeknya, pilar utama dari demokrasi adalah pemilihan umum," kata Bambang.
Ia lantas memaparkan, UU Pemilu sudah mengatur bahwa pemilu tidak hanya berlangsung secara langung, umum, bebas, dan rahasia, tapi juga bebas dan adil.
"Syarat adanya kejujuran dan keadilan adalah prasyarat utama dari adanya sebuah bangsa dan negara. Sekaligus memastikan kelangsungan kehidupan bangsa," tegas Bambang.
Bambang lantas memaparkan pentingnya prinsip kejujuran dan keadilan dalam negara hukum.
"Kejujuran dan keadilan normatif yang terdapat dalam konstitusi harus ditrasnformasikan menjadi kejujuran dan keadilan yang substantif," ucap Bambang.
"Itu sebabnya, dalam pelaksanaan pemilu, prinsip kejujuran dan keadilan dalam pasal 22E ayat 1 UUD 45 harus dikonkretkan menjadi kejujuran dan keadilan substantif," sambung dia.
Karenanya, Bambang menyampaikan pentingnya menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan.
"Bahkan dalam pemahaman hukum yang lebih substantif, ketiadaan keadilan mengakibatkan ketiadaan hukum itu sendiri," ungkapnya.

Bambang lantas masuk pada pembahasan soal kecurangan.
Saat memaparkannya, ia membuka dengan kalimat terkenal dari seorang mantan diktator Nakaragua.