Ayah Ibu dan 2 Adiknya Tewas Berpelukan saat Kebakaran, Sang Anak yang Selamat Kini Stres Berat
TRIBUN MEDAN.com - Tragedi kebakaran yang menewaskan 4 orang satu keluarga tewas terpanggang dalam kondisi berpelukan di Teluk Gong, Jakarta Utara, berimbas terhadap anggota keluarga yang ditinggalkan.
Para korban satu keluarga itu ialah Tony (45) dan istrinya, Jeny Ruslan (44), serta kedua anak mereka, Erica Wisely (17) dan Kent Wisely (8).
Kini, putra sulung korban mengalami stres dan depresi berat.
Diketahui, kebakaran tersebut melanda dua ruko berlantai 3 di Jalan K Nomor 15e, Teluk Gong, RT 006 RW 010, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (5/8/2019) lalu.
Empat dari lima penghuni rumah itu meninggal dunia. Sedangkan putra sulung keluarga Tony selamat karena kebetulan dia tidak ada di rumah saat terjadi kebakaran.
Menurut Anthoni, kerabat korban, kondisi putra sulung korban kini sangat memprihatinkan. Ia shock dan stres berat setelah orangtua dan adik-adiknya meninggal dunia.
“Kakanya sangat terpukul dan stres gitu (shock) dengan kejadian seperti ini yang tiba-tiba," ujar Anthoni saat dihubungi lewat sambungan telepon, Kamis (8/8/2019).
Baca: Reuni Sekolah Berujung Perselingkuhan, Pria Ini Tega Tinggalkan Istri dan 2 Anak, Kini Masuk Bui
Baca: TKI Taiwan yang Tipu Yusuf hingga LDR 2 Tahun, Akhirnya Minta Maaf ke Intan Sang Pemilik Foto Asli
Baca: Khianati Kakak Kembarnya, sang Adik Nakal Bercinta dengan Pacar sang Kakak setelah Pesta Ultah
Ia memaklumi tragedi yang merenggut nyawa orangtua dan adiknya tentu akan berdampak pada psikis putra korban.
Bahkan, menurutnya putra sulung korban kini terlihat lebih banyak melamun, jarang tidur hingga jarang makan.
“Iya putra korban berubah semenjak ditinggalin banyak melamun diajak ngobrol tidak mau, ngobrol udah agak ngawur,” jelasnya.
Menurut dia, saat kejadian tersebut putra sulung korban tengah berada di rumah lainnya di kawasan perumahan Grisenda, Jakarta Utara.
“Saat kejadian dia sedang nginap di Grisenda usai pulang dari Bandung. Karena kan memang tengah kuliah di Bandung, tapi saat ini kebetulan lagi di Jakarta,” kata dia.
Selain itu, Anthoni menambahkan pihak keluarga korban juga sangat terpukul dengan adanya kejadian tiba-tiba tersebut.
“Kami sebagai pihak keluarga juga sangat sedih dan terpukul dengan peristiwa ini,” ujarnya.
Baca: Pembunuhan Kristina Br Gultom, Korban Sempat Lari ke Ladang Sebelum Ditangkap dan Diseret 50 Meter
Baca: NET TV Terpopuler Nomor 1 di Twitter karena Isu PHK Massal, Begini Cuitan Akun Resmi NET Mediatama
Diberitakan sebelumnya, dua ruko berlantai 3 hangus dilalap api hingga memakan korban satu keluarga tewas terbakar di Jalan K Nomor 15e, Teluk Gong, RT 06/RW 10, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (5/8/2019) lalu.
Para korban tersebut adalah Tony (45), Jeny Ruslan (44), Erica Wisely (17) dan Kent Wisely (8).
Anthoni sebagai anggota keluarga korban mengakui bahwa sangat terpukul dengan adanya kejadian tiba-tiba tersebut.
“Kami sebagai pihak keluarga sangat sedih dan terpukul dengan peristiwa ini,” ujar Anthoni saat dihubungi Wartakota, Kamis, (8/8/2019).
Dia menceritakan bahwa malam itu kedua anak korban, Erika Wisely dan Kent Wisely sempat dititipkan di rumah saudaranya Tony (ayah korban) di Grisenda, Jakarta Utara.
“Tetapi, Erika meminta pulang karena besoknya mau pergi sekolah dan harus memasukkan buku-bukunya, lalu diantar tantenya,” kata dia.
“Sampai rumahnya di Teluk Gong pukul 00:10 WIB. Mereka langsung dibawa ke lantai atas, lalu lampu menyala, akhirnya Erika dan Kent tidak jadi balik ke Grisenda,” sambungnya.
Hingga pada akhirnya, Anthoni mendapat kabar kebakaran itu setelah tantenya Erika dan Kent sampai di Grisenda.
“Kita saat itu dapat telepon soal kabar itu (kebakaran) dari teman-temannya akhirnya kita langsung ke sana," jelas dia.
Anthoni menyebut dirinya sampai lokasi kebakaran sekitar pukul 01.00 WIB melihat kediaman saudaranya itu sudah ludes terbakar.
“Semua sudah gak bisa di apa-apain lagi. Karena mungkin mereka menjual alat-alat sembahyang gitu kan, jadi api cepat menjalar,” ucapnya.
Namun, kala itu ia tak sengaja melihat Tony turun dari rumahnya.
Sayang, ayah korban kembali masuk untuk membantu istrinya dan kedua anaknya yang masih berada di lantai 2.
“Si Toni, sempat turun minta tolong tapi dia mencoba lari ke dalam rumah lagi karena untuk nyelametin anak dan istrinya yang masih berada di lantai atas,” ungkap dia.
Baca: Sidang Perdana Asusila dan Pembunuhan Calon Pendeta Melindawati Berlangsung Tertutup, Ini Kata Jaksa
Baca: BREAKING NEWS: TNI-Polri Dampingi Satpol PP Ambil Alih Gedung Warenhuis Medan
Berkat bantuan warga dan 13 mobil Damkar, api pun baru bisa dipadamkan kurang lebih pukul 02:30 WIB, dan keluarga diperbolehkan melihat korban pada pukul 03:00 WIB.
“Jadi mereka tuh terjebak di dalam rumah. Saya lihat sendiri mayat mereka berpelukan. Si Erika memeluk mama dan adiknya. Cuma si bapaknya telungkep di sebelah anak-anaknya. Mereka semua berpelukan di atas ranjang,” imbuhnya.
Terlepas dari itu, pihak keluarga hingga kini belum mengetahui pasti penyebab kebakaran tersebut.
Akan tetapi, kabar terakhir menurutnya bahwa itu terjadi berawal karena meteran listrik yang tiba-tiba meledak.
“Oh itu ya belum ada penjelasan dari pihak PLN karena kita masih sibuk urus jenazah, dari pihak penyidik sendiri kabarnya karena konsleting listrik dari meteran PLN,” pungkas dia.
Dugaan Korsleting Listrik
Menurut Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan, Kompol Mustakim bahwa kebakaran itu terjadi lantaran diduga karena korsleting listrik.
Baca: Roger Danuarta-Cut Meyriska Menikah di Medan, Ini Kata Kepala KUA Medan Selayang
Baca: Habib Rizieq Shihab Terancam Kehilangan Kewarganegaraan RI, Pilihannya Cuma Amnesti atau Deportasi
“Iya berdasarkan olah TKP, kami menemukan ada kabel lepas. Kabel itu berada di lantai dasar dan diduga berasal dari lampu ruko,” ujar Mustakim saat ditemui di kantornya.
“Jadi karena posisi itulah ada yang melihat bahwa kabelnya itu di lantai dasar itu lepas dari lampu, itu jadi ke bawah,” sambung dia.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan, api yang berkobar pada tengah malam itu juga merambat begitu cepat dari lantai dasar ke lantai 2 hingga ke lantai 3.
“Karena di bawahnya itu juga banyak kertas-kertas yang dipakai untuk persembahyangan jadi mudah sekali terbakar. Makanya sangat cepat api merambat,” jelas dia.(Luthfi Khairul Fikri)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul UPDATE Terbaru Kasus Sekeluarga Tewas Terbakar Sambil Berpelukan di Teluk Gong