Jumlah itu masih bisa ditambah dengan Penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Mohammad Mirmohammad, Penasihat Menteri Luar Negeri Iran Hossein Sheikholeslam, dan Menteri Kebudayaan Perancis Franck Riester.
Virus corona penyebab Covid-19 hingga saat ini telah menginfeksi 145.267 orang di seluruh dunia, sebanyak 5.530 orang meninggal dunia. Namun, sekitar 70.000 pasien virus corona dapat disembuhkan.
Tak hanya itu, penutupan kota di hampir 40 negara menjadikan sekitar 400 juta pelajar di negara terdampak corona harus belajar dari rumah.
Mantan Presiden Iran Ahmadinejad: Virus Corona Adalah 'Perang Biologis', Minta PBB Menginvestigasi
Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad merilis surat terbuka kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengenai virus corona.
Dalam surat yang diunggahnya di Twitter, Ahmadinejad menyatakan bahwa corona adalah "perang biologis", dan meminta badan PBB itu menginvestigasi laboratorium yang bertanggung jawab.
Mahmoud Ahmadinejad sama sekali tidak menyertakan bukti klaimnya di surat terbuka kepada Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dilansir Newsweek Rabu (11/3/2020), mantan Presiden Iran berusia 63 tahun itu menyembulkan teori konspirasi bahwa virus corona merupakan senjata biologis.
Berbagai klaim muncul ketika virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu mulai merebak di Wuhan, China, pada Desember tahun lalu.
Salah satu yang paling terkenal adalah anggapan bahwa patogen itu adalah buatan laboratorium militer China yang berlokasi di Wuhan.
Teori konspirasi lain yang muncul adalah fakta bahwa Iran dan China mengalami dampak besar karena virus adalah plot dari Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data yang dipaparkan Center for Systems Science and Engineering Universitas John Hopkins, terdapat 9.000 kasus innfeksi di Iran.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.959 di antaranya berhasil sembuh. Meski begitu, 354 orang dilaporkan meninggal karena SARS-Cov-2.
Dalam kicauannya sembari mengunggah surat kepada Tedros, Ahmadinejad memuji WHO yang terus berkomitmen memelihara umat manusia.
Politisi yang pernah berkuasa sejak 2005 hingga 2013 itu mengakui, sejumlah negara tidak bertindak cukup cepat yang berakibat virus itu mewabah.
Namun, dia menyebut bahwa pembawa virus tersebut adalah laboratorium yang tidak diketahui. "Pihak yang bertanggung jawab menyebabkan perang biologis ini tak boleh dikesampingkan," katanya.