Dendam Rumahnya Dibongkar tanpa Ganti Rugi, Sopir Bus Sengaja Terjunkan Bus ke Danau, 21 Orang Tewas

Editor: Tariden Turnip
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dendam Rumahnya Dibongkar tanpa Ganti Rugi, Sopir Bus Sengaja Terjunkan Bus ke Danau, 21 Orang Tewas. Detik-detik bus pembawa siswa ujian masuk universitas terjun ke danau

AKHIRNYA terungkap pemicu tragedi bus pembawa siswa yang baru ikut tes masuk perguruan tinggi terjun ke danau dan menewaskan 21 orang, Selasa (7/7/2020) lalu.

Pihak berwenang mengatakan 21 orang tewas dan 15 lainnya terluka dan dilarikan ke rumah sakit setelah bus yang membawa mereka terjun ke Danau Hongshan Kota Anshun, Provinsi Guizhou, China.

Informasi terbaru, korban tewas termasuk sang sopir yang diidentifikasi bermarga Zhang (52) dan lima siswa yang baru ikut tes masuk perguruan tinggi.

Dari 15 korban luka, tujuh diantaranya siswa peserta ujian masuk perguruan tinggi.

Rekaman kamera keamanan yang dibagikan di media sosial oleh CCTV menunjukkan bus tiba-tiba tak terkendali, menyelonong memotong lima jalur bus sebelum menghantam pembatas jalan dan terjun ke Danau Hongshan.

Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan tim-tim pencarian dan penyelamatan berdiri di tepi danau dan bus dikeluarkan dari air beberapa jam setelah kecelakaan.

 

Petugas SAR mengevakuasi korban (xinhua)

Pengguna media sosial menyatakan belasungkawa mereka pada platform microblogging China, Weibo.

"Saya berharap angka kematian tidak akan naik lagi. 2020 benar-benar penuh dengan bencana dan kesulitan," tulis seorang pengguna.

Otoritas setempat berjanji melakukan penyelidikan atas penyebab kecelakaan itu.

Departemen Manajemen Darurat Guizhou mengatakan lebih dari 200 orang membantu upaya penyelamatan, termasuk 55 penyelam profesional.

Lokasi bus terjun ke danau (xinhua)

INI VIDEONYA:

Terbaru Minggu (12/7/2020), Otoritas Keamanan Publik di Anshun, Provinsi Guizhou, mengungkap Zhang, sengaja membawa busnya terjun ke danau.

Melansir global times, Selasa (7/7/2020) pagi Zhang pergi ke kediaman memprotes dan menghentikan pembongkaran rumahnya.

Upayanya sia-sia.

Petugas pemerintah setempat tetap membongkar rumahnya.

Rumah Zhang dimasukkan dalam proyek renovasi perkotaan lokal pada 2016.

Pada Juni tahun ini, Zhang menandatangani perjanjian dengan pihak berwenang setempat untuk menerima lebih dari 72.000 yuan ($ 10.282) sebagai kompensasi pembongkaran rumahnya.

Namun kompensasi ini tak pernah diterimanya.

 

Zhang, yang bercerai pada 2016, pernah menelpon hotline pemerintah mengeluh bahwa kediamannya tidak boleh dihancurkan sebelum dia diberikan rumah baru, kata polisi.

Zhang juga mengajukan permohonan untuk perumahan pemerintah yang disewakan dengan harga di bawah harga pasar tetapi permohonannya ditolak.

Marah dan dendam Zhang membeli alkohol sekitar pukul 9.04 pagi, menuangkannya  ke dalam botol minuman dan pergi bekerja di perusahaan bus.

Ia juga menelepon pacarnya pukul 11.39 pagi  dan menyatakan muak dengan kehidupan, sebelum mulai mengemudi pukul 11.47 pagi.

Dia mulai mengemudikan kendaraan dan sekitar pukul 12.09 minum alkohol di suatu pemberhentian sementara penumpang naik dan turun dari bus.

Pada pukul 12:12 siang, ketika bus melewati reservoir Hongshan, Zhang memperlambat kendaraannya sebelum dia tiba-tiba melaju dan melintasi lima jalur, menabrak penghalang dan terjun ke dalam reservoir.

Polisi Anshun mengatakan bahwa Zhang tewas tenggelam dalam tragedi ini dan hasil otopsi menunjukkan bahwa kadar etanol darahnya mencapai 64,46 per 100 miligram.

Polisi menyimpulkan bahwa Zhang telah "melakukan kejahatan keamanan publik yang ekstrem dengan menargetkan sekelompok orang yang tidak spesifik" dengan maksud "membuat dampak" dari ketidakbahagiaannya dengan kehidupan dan ketidakpuasan dengan penghancuran rumah lamanya.

Komentator online terbagi atas insiden tersebut.
"Memang benar bahwa tidak ada yang akan setuju untuk menukar flat 40 meter persegi hanya dengan 70.000 yuan. Tapi sopir bus itu memilih target yang salah untuk balas dendam. Tindakannya adalah pengecut total dan melukai orang tak berdosa, ”komentar seorang pengguna di Weibo, layanan seperti Twitter di China.

Seorang komentator di platform media sosial WeChat mengatakan insiden itu adalah tragedi total, menambahkan: "Yang lemah tidak memiliki cara untuk melawan yang kuat, dan sebaliknya pada gilirannya yang lemah pada mereka yang lebih lemah."

Pemerintah Anshun mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah pada hari Minggu bahwa pihaknya akan menyelidiki pembongkaran lebih lanjut dan menghukum setiap kesalahan selama proses tersebut. (global times)

Berita Terkini