Namun dalam percobaan ketiga, Mossad akhirnya mendapatkan pesawat MiG-21.
Pada 1964 ketika seorang pria Irak, dengan nama sandi "Yusuf," menghubungi pihak berwenang Israel tentang sebuah petunjuk.
Yusuf memberi tahu Angkatan Udara Israel tentang pilot Angkatan Udara Irak yang seharusnya memulai pelatihan pada kursus staf di Pangkalan Angkatan Udara Randolph di Texas.
Menurut War History, Mossad berencana "menjebak" seorang pilot Irak, Munir Redfa, yang dikabarkan tidak puas karena beragama Kristen yang membuat kariernya mandeg di militer Irak.
Kabarnya, Munir Redfa juga tidak senang saat dikirim dalam misi terbang melawan Kurdi Irak, kelompok etnis yang terpinggirkan di negara itu.
Untuk menjalankan misi tersebut, Mossad mengirimkan seorang agen wanita untuk menjalin hubungan dengan pilot tersebut dan kemudian mengundangnya untuk bertemu dengan delegasi tingkat tinggi Israel.
Mengutip akun Angkatan Udara Irak, The Drive, menyatakan bahwa dua lagi pilot Irak yang mengajukan pembelotan sebelum Munir Redfa, tewas.
Salah satunya ditembak mati oleh agen Mossad di bar Texas setelah menolak tawaran untuk membelot dan yang kedua terlempar dari kereta karena menuntut imbalan finansial yang berlebihan atas pembelotannya.
Pilot ketiga, Munir Redfa dikabarkan ditawari hadiah uang tunai dan kewarganegaraan Israel.
Melihat, dua rekannya tewas, Munir Redfa setuju untuk membelot.
Munir Redfa kemudian diterbangkan untuk menemui Mayor Jenderal Mordechai “Mottie” Hod, komandan IAF untuk membahas strategi dan jalur penerbangan.
Sementara itu, Mossad mengeluarkan keluarga Munir Redfa dari Irak untuk menghindari kemungkinan pembalasan.
Pada 16 Agustus 1966, Munir Redfa membelot saat menerbangkan misi pelatihan navigasi rutin dari Pangkalan Udara Habbaniyah, sebelah barat Baghdad dan melewati Yordania.
Kemudian Munir Redfa berhasil lolos dari kejaran jet tempur Angkatan Udara Kerajaan Yordania yang mengerahkan tempur Hawker Hunter.
Setelah memasuki ruang udara Israel, Munir Redfa dikawal pesawat tempur Mirage IIICJ IAF hingga sang pembelot dan pesawatnya mendarat di Hatzor, Israel.