TRIBUN-MEDAN.com - Bagi pasangan suami istri, melakukan hubungan seks adalah hal yang lumrah.
Namun seringkali ketika berhubungan badan, orangtua sering lalai sehingga anak melihat aktivitas seksual orangtuanya.
Mungkin di antara Anda pernah lupa menutup atau mengunci pintu sehingga anak tak sengaja melihat aktivitas tersebut.
Sebelum khawatir berlebihan, ingatlah bahwa wajar jika Anda khawatir.
Sebab, bisa saja apa yang anak lihat terekam di ingatan mereka.
"Kalau kondisinya seperti itu memang terjadi kecemasan tersendiri karena panik, takut terekam pada (pikiran) anak."
Hal itu diungkapkan oleh psikolog anak dan keluarga, Samanta Ananta, MPsi, dalam Instagram Live bersama @parentingindonesia, Kamis (19/11/2020).
Ketika anak tak sengaja melihat orangtuanya berhubungan intim penjelasan seperti apa yang harus diberikan orangtua kepada anak?
Dikutip Tribunmedan.com dari Kompas.com, hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengingat kembali kondisi ketika anak memergoki Anda sedang melakukan hubungan intim bersama pasangan.
Apakah ada kain yang menutupi tubuh Anda atau tidak?
Setelah itu, tanyakan kepada anak tentang apa yang dia lihat.
"Karena ada anak yang merasa orangtuanya diapa-apain sama pasangannya, jadinya takut," ujarnya.
Jika hal itu terjadi pada anak Anda, jangan ragu untuk meminta maaf dan menjelaskan bahwa itu adalah cara Anda dan pasangan saling menyayangi.
Baca juga: Zikir dan Doa Setelah Sholat Tahajud dan Niat Sholat Tahajud, untuk Kemuliaan di Dunia dan Akhirat
Sampaikan pula bahwa ungkapan kasih sayang tersebut hanya dilakukan oleh orang dewasa yang sudah menikah.
"Sampaikan, 'Maaf ya kalau kamu terganggu dan harus melihat. Tidak seharusnya kamu melihat ini'," ungkap Samanta.
Permintaan maaf memberikan kesan kepada anak bahwa orangtua tidak memfokuskan pada aktivitasnya.
Penjelasan yang diberikan juga akan membuat anak memahami bahwa aktivitas tersebut memiliki batasan.
Setelah itu, pastikan di waktu lainnya orangtua tidak melakukan kesalahan yang sama dengan memastikan pintu kamar terkunci jika hendak berhubungan intim.
Samanta juga mengingatkan agar orangtua dengan anak yang masih kecil untuk tidak berhubungan intim di ruangan yang sama dengan anak.
Sebab, anak yang sudah cukup besar mungkin bisa memahami, tetapi tidak bagi anak-anak yang masih sangat kecil.
"Kalau usia balita, batita, kita enggak tahu lho. Misalnya dia di boks sendiri, tapi satu kamar sama orangtua. Kita enggak tahu dia dalam keadaan bangun atau enggak."
"Jadi please, orangtua kalau mau melakukan hubungan intim jangan pas ada anak di dalam kamar," tegasnya.
Usia Berapa Anak Perlu Mendapat Pendidikan Seks
Pornografi bisa hadir melalui berbagai media, mulai dari teks, gambar, suara, hingga video. Sayangnya, seemakin berkembangnya teknologi dan akses internet semakin membuat anak terpapar konten pornografi di usia yang lebih muda.
"Tentu itu berbahaya. Banyak berita kejahatan seksual yang awalnya karena terpapar konten pornografi."
Demikian diungkapkan oleh Ketua Satgas Perlindungan Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Eva Devita Harmoniati, Sp.A(K) dalam Instagram Live bersama IDAI, Selasa (18/8/2020).
Itulah mengapa peran orangtua menjadi sangat penting ketika membicarakan edukasi seks atau pendidikan seks. Sebab, lebih baik anak mengetahuinya dari orangtua sendiri ketimbang dari sumber yang salah, seperti situs pornografi.
Meskipun, sebagian masyarakat masih salah memahami dan menganggap edukasi seks adalah edukasi tentang bagaimana berhubungan intim.
"Sex education bukan bagaimana melakukan seks, tapi bagaimana mereka paham tentang fungsi-fungsi organ seksual mereka, kapan mempertanggungjawabkannya dan bagaimana mereka bertanggungjawab menggunakannya," katanya.
Lalu, bagaimana memulai edukasi seks kepada anak agar sesuai usianya? Pendidikan seks bisa diawali dengan mengenalkan alat kelamin dan fungsinya kepada anak.
Di usia 16-18 bulan, orangtua dianjurkan untuk mengenalkan alat kelamin kepada anak sebagai salah satu anggota tubuh.
Baca juga: Wanita Wajib Tahu! Risiko dan Penyebab Kanker Rahim, Nyawa Bisa Jadi Taruhan, Kenali Tanda Kanker
Di usia 2-3 tahun anak bisa mulai dikenalkan dengan gender laki-laki dan perempuan, dan bagaimana keduanya memiliki perbedaan.
"Kasih tahu (kalau anak perempuan) itu namanya vagina, kalau laki-laki penis. Itu enggak boleh dipegang dan dilihat sembarang orang dan itu penanda kamu perempuan atau laki-laki," ungkapnya.
Sedangkan setelah memasuki usia sekolah, beberapa anak mulai melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis, misalnya tentang mengapa ada bayi di perut ibu. Jelaskan dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami anak.
Baca juga: Kisah Mayjen TNI Dudung Abdurachman, Pernah Ditendang Tentara saat Masuk Kodam Bawa Kue Dagangan
"Dari situ bisa mulai di edukasi seks, sedini itu. Tapi kalau tidak ada pertanyaan kritis ke arah sana, kita bisa kenalkan di usia pubertas," ucap dr. Eva.
Di usia remaja, anak mulai lebih bebas mengakses internet. Sebagian anak mulai bisa mengakses konten pornografi.
Meski di usia remaja sebetulnya anak sudah boleh menyaksikan tayangan pornografi, itu tetap harus dilakukan dalam batasan yang wajar, serta hanya jika sudah memiliki bekal edukasi seks yang cukup.
"Jadi di usia remaja pun masih banyak batasan dan peringatan, serta perlu banyak panduan bagi mereka untuk mencegah terpapar konten pornografi," ujarnya.(Kompas.com)