Selanjutnya, pada Selasa (27/4/2021), seorang anggota Brimob Polri, Bharada Komang, meninggal.
Kemudian, dua lainnya luka-luka usai terlibat kontak tembak dengan KKB.
Adapun sebelumnya, Kepala BNPT Boy Rafli Amar membuka peluang untuk mengategorikan KKB sebagai organisasi terorisme.
Boy mengatakan, gagasan tersebut tengah dibahas oleh BNPT bersama sejumlah kementerian dan lembaga terkait.
"Kami sedang terus gagas diskusi dengan beberapa kementerian dan lembaga berkaitan dengan masalah nomenklatur KKB untuk kemungkinannya apakah ini bisa dikategorikan sebagai organisasi terorisme," kata Boy dalam rapat dengan Komisi III DPR, Senin (22/3/2021).
Seorang pelajar tingkat SMA bernama Ali Mom (16) tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Wuloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (15/4/2021). (Puspen Mabes TNI)
Kontak Senjata dengan 70 Anggota KKB
Personel TNI Polri terus memburu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Terkini, Lekagak Telenggen yang merupakan pimpinan dari KKB di wilayah Yambi atau Puncak sempat terlihat di lokasi kontak senjata antara pihak keamanan dengan KKB yang berlangsung 8 jam di Kampung Maki, Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.
"Ada Lekagak di sana, sekitar 70-an (anggotanya) dengan 28 senjata api, dari kontak tembak itu mereka mundur. Saat evakuasi tiga korban (Brimob) kita dapat posisi mereka," ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal, di Jayapura, Rabu (28/4/2021).
Menurut Kamal, posisi kontak senjata merupakan lokasi utama KKB pimpinan Lekagak Telenggen, karenanya mereka memiliki jumlah anggota dan senjata api yang cukup banyak.
Hingga saat ini personel Satgas Nemangkawi terus melakukan pengejaran.
"Mudah-mudahan bisa segera kami temukan kelompok Telenggen. Kami sudah konsentrasi betul dalam beberapa hari terakhir untuk mengejar KKB," kata dia seperti dikutip dari Kompas.com.
Kontak senjata antara kedua pihak sendiri berlangsung cukup panjang, 8 jam.
Kamal mengatakan dalam kontak senjata itu KKB juga disebut berusaha menembaki helikopter.
"Kontak senjata cukup panjang, dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore, sekitar 8 jam. Personel kami terus mengejar hingga jarak 1,6 kilometer," ujar Kamal.