Luhut menambahkan bahwa konteks memberi tidak selalu mengenai uang.
"Tapi bisa juga memberikan hati, pikiran, waktu, tenaga kita, atau apa saja. Intinya, tidak ada ruginya membantu orang lain, siapa pun dia, apa pun latar belakangnya. Karena ini soal kemanusiaan."
Menurut Luhut dengan memberi sebenarnya kita belajar untuk tidak rakus. Saya ingin keluarga saya memiliki karakter yang mampu mengendalikan "appetite" atau hasrat pribadi.
Tentang mengenai Faye, Luhut tidak terbayang cucunya itu bisa menjadi seperti sekarang ini.
"Faye mulai menjadi aktivis di bidang "child trafficking" sejak usia 11 tahun. Bahkan sebelumnya, di usia 8 tahun dia melakukan "fund raising" untuk anak-anak korban meletusnya Gunung Merapi di 2010," papar Luhut.
"Baru beberapa hari ini saya kaget juga dia bisa raising fund dari berbagai macam sumber dan mendapatkan hampir Rp 1 milyar untuk membantu anak-anak korban pelecehan seksual. Yang saya takutkan bukanlah bidang yang dia pilih. Tapi saya lebih khawatir Faye menjadi lebih cepat dewasa. Inilah PR kami, terutama orangtuanya, untuk menjaga Faye," tulis Luhut.
Luhut pun berpesan bagi setiap anak muda yang ingin menjadi seperti Faye atau bahkan lebih hebat darinya.
"Just do the right things when you believe it." Tanya hatimu yang paling dalam, apakah benar saya melakukan ini atau tidak. Kalau kau yakin, maka kerjakanlah!"
Selengkapnya Bincang-bincang Menarik Faye Simanjuntak, Tonon Videonya:
Video saat Maruli Simanjuntak memberikan kejutan kepada sang putri:
(*/tribunmedan/ tribunnews)