Dalam perjalanannya lebih dari 52.000 kilometer (28.000 mil laut), ia singgah di lima benua dan mengunjungi 41 negara.
Ia mengaku terkadang takut mati atau mendambakan kenyamanan rumah yang sederhana.
Terbang mengalir dalam darahnya karena kedua orang tuanya adalah pilot dan dia telah bepergian dengan pesawat kecil sejak dia berusia 6 tahun. Pada usia 14, dia mulai menerbangkan pesawat sendiri.
Tak lama kemudian, mimpi terbang keliling dunia muncul di kepalanya.
“Tapi saya tidak pernah berpikir itu akan mungkin. Saya pikir itu terlalu sulit, terlalu berbahaya, terlalu mahal,” katanya.
Urusan uang, sponsor dan kontribusi orang-orang mengurusnya. Tapi untuk faktor bahaya dan kesulitan tentu ia harus menanggungnya sendiri .
Rutherford mengaku ingin menanamkan semangat penerbangan kepada wanita dan gadis muda di seluruh dunia — dan antusiasme untuk studi dalam ilmu pasti, matematika, teknik, dan teknologi.
Pada bulan September dia ingin masuk ke universitas di Inggris atau Amerika Serikat untuk belajar teknik elektro. (AP News)