Puskesmas Pijorkoling Skrining Warga Binaan Lapas Kelas II-B Padangsidimpuan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidempuan bekerjasama dengan Lapas Kelas-II B Padangsidempuan melakukan skrining tubekulosis (TB) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV)

TRIBUN-MEDAN.COM, SIDEMPUAN- Puskesmas Pijorkoling Kota Padangsidempuan bekerjasama dengan Lapas Kelas-II B Padangsidempuan melakukan skrining tubekulosis (TB) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) bagi para narapidana. 

Kepala Lapas Padangsidempuan, Indra Kesuma mengatakan, diselenggarakannya skrining TB dan HIV bagi para warga binaan pemasyarakatan (WBP).

"Ini adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah penularannya di lingkungan lapas," ujarnya. 

Ia menambahkan, penyakit TB dan HIV sangat rentan tertular di lingkungan lapas, sehingga skrining sebagai langkah awal yang berkelanjutan untuk mencegahnya.  

"Kita lakukan skrining sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi WBP. Sehingga kita bisa melakukan rencana tindak lanjut dengan Puskesmas," katanya. 

Sedangkan, Kasubsi Perawatan Lapas Padangsidempuan, M. Zulkaply Siregar menjelaskan kegiatan skrining TB dan HIV/AIDS ditujukan terhadap seluruh tahanan maupun narapidana.

"Secara bergilir dengan tujuan sebagai salah satu upaya deteksi dini dan wujud kesiagaan terhadap penyakit manular seperti TB dan HIV," ujarnya. 

100 Warga Binaan Skrining TB

Seorang petugas kesehatan, Richa Maya Sari menambahkan, ada sebanyak 100 warga binaan pemasyarakatan yang dilakukan skrining TB dan HIV. 

Karena itu, agenda rutin yang akan dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan penularan TB dan HIV/AIDS. 

 "Memang disini sangat rentan ya karena kita lihat situasi dan kondisi mungkin karena satu blok padat penularan bisa dari udara dan batuk. Sekarang kita skrining ingin melihat bagaimana kondisi di sini bisa kita tanggulangi dengan baik," katanya.  

Richa menuturkan, pihaknya juga memberikan penyuluhan terkait pencegahan TB dan HIV kepada para WBP. 

"Kami sampaikan pencegahannya saat pandemi tetap menjaga jarak, memakai masker dan bagaimana etika batuk. Jadi, saat batuk bagaimana tidak terjadi penularan. Jangan sampai sembarangan," ungkapnya. 

(*) 

Berita Terkini