TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Polda Sumut berencana memanggil dan memeriksa kubu Edy Rahmayadi dan Kodrat Shah, terkait kisruh internal manajemen PSMS Medan.
Rencananya, pemeriksaan dilakukan guna mengetahui duduk perkara yang sebenarnya, menyangkut siapa yang berhak terdaftar di PSSI.
Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Herwansyah Putra mengatakan, pemanggilan akan dilakukan dalam waktu dekat, setelah laporan dari SPKT diterima pihak Dit Reskrimum ataupun Dit Reskrimsus.
"Nanti bakal dipanggil pelapor dan terlapor nya dulu, dipanggil sebagai saksi," kata Herwansyah, Minggu (12/6/2022).
Herwansyah mengatakan, bila pelapor dan terlapor sudah diperiksa, barulah penyidik bisa menentukan, apakah kasus ini bisa naik ke tingkat penyidikan atau tidak.
"Nanti setelah diperiksa kedua belah pihak antara pelapor dan terlapor, baru dinaikkan penyidikan. Kalau ada berkembang lagi, akan kami sampaikan," pungkasnya.
Kisruh di internal manajemen PSMS Medan ini bermula sejak Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) belum lama ini.
Ketika RUPS digelar, kubu Edy Rahmayadi menunjuk Arifuddin Maulana Basri sebagai Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia (KMI).
Diketahui, Arifuddin Maulana Basri ini adalah menantu Edy Rahmayadi.
Kodrat Shah, selaku pemegang saham merasa kebobolan.
Dia tidak diundang dalam RUPS tersebut.
Atas penunjukan Arifuddin Maulana Basri, paman Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah atau Ijeck ini merasa kecewa.
Dia menganggap, bahwa hasil RUPS itu tidak sah.
Belakangan, di saat kisruh RUPS muncul, timbul kembali masalah baru menyangkut Kongres PSSI.
Saat Kongres PSSI 2022 di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Senin (30/5/2022) lalu, kubu Edy Rahmayadi yang diwakili Manajer PSMS Mulyadi Simatupang dan Direktur Hukum PT KMI, Bambang Abimanyu tidak diperkenankan masuk ke area kongres.
Yang dibolehkan masuk ke area kongres adalah kubu Kodrat Shah.
Kala itu, CEO PSMS Kodrat Shah dan Sekretaris PSMS Julius Raja yang masuk mengikuti Kongres PSSI.
Tak pelak, kubu Edy Rahmayadi kesal.
Mereka kemudian membuat laporan ke Polda Sumut.
Laporan itu dibuat oleh Direktur Hukum PT KMI, Bambang Abimayu.
Alasan Edy Rahmayadi tunjuk sang mantu
Edy Rahmayadi sempat angkat bicara, kenapa dirinya menunjuk sang mantu bernama Arifuddin Maulana Basri sebagai Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia (KMI).
Sambil berkelakar, Edy mengaku, saat ini tak ada lagi sosok yang bisa dipercaya untuk mengrusi klub sepak bola ayam kinantan itu.
"Wah, selama ini aku dibodoh-bodohi, cukuplah. Kalau dia lagi tak bisa dipercaya, oh cucuku nanti kutarok," ujar Edy saat memberikan pembekalan untuk PSMS Menuju Liga 1 di Ruang Tengah Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (7/6/2022).
Dalam pembekalan itu, hadir para pemain PSMS, manajemen dan official, di antaranya Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia, Arifuddin Maulana Basri, Direktur Umum Dan Hukum, Bambang Abimayu, Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang dan Pelatih PSMS Medan, I Putu Gede.
Edy Rahmayadi juga melarang pemain untuk tidak ikut-ikutan bermain politik.
Menurutnya, bermain bola tak boleh juga dicampuri urusan politik.
"Jangan campuri urusan politik, tak ada hubungannga bola dan politik," katanya.
Terpisah, Sekretaris Umum PSMS Medan musim 2021/2022, Julius Raja alias King, menanggapi santai kelakar pemilik 51 persen saham PSMS itu.
"Yang penting saya sudah menjalankan tugas sesuai dengan regulasi, dan aturan organisasi yang berlaku," ujarnya kepada Tribun Medan, Selasa (7/6/2022).
Dijelaskannya, ia juga tidak mau menanggapi serius karena bisa saja itu bukan untuknya mengingat banyak orang-orang yang turut menjadi pengurus PSMS Medan, pada musim yang lalu.
Termasuk juga orang-orang yang saat ini kembali menjadi pengurus PSMS Medan lagi.
Oleh karenanya, pria yang karib disapa King itu tidak ingin ambil pusing.(tribun-medan.com)