Iwan Tewas Ditembak Oknum, Keterangan Polisi dan Keluarga Bertolak Belakang
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Iwan alias Nasib (49), tewas dengan cara mengenaskan setelah diterjang timah panas milik anggota Sat Narkoba Polres Pelabuhan Belawan.
Ia dituding polisi, merupakan seorang bandar narkoba jenis sabu di kawasan Jalan KL Yos Sudarso, Gang Mafo, Kecamatan Medan Labuhan.
Menurut keterangan Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Faisal Rahmat, Iwan tertembak setelah sempat berebutan senjata dengan anak buahnya saat akan ditangkap.
Saat kejadian, Iwan sempat melarikan diri dan melemparkan barang bukti jenis sabu seberat 20,91 gram.
"Pada saat itu belum di lumpuhkan, anggota masih berupaya menangkap dengan menggunakan tangan kosong," kata Faisal kepada Tribun-medan, Senin (14/11/2022).
Namun, keterangan Faisal ini bertolak belakang dengan penuturan keluarga.
Dimana, menurut anak Iwan bernama Rian, ayahnya di tembak saat sedang duduk di depan rumah.
"Itu pendapat keluarga silahkan-silahkan saja, itu hak keluarga. Tetapi faktanya tersangka sempat melemparkan barang ini sebelum melarikan diri," sebut Faisal.
Ia menambahkan, di lokasi tersebut memang disinyalir menjadi tempat peredaran narkoba dan pihaknya juga telah menangkap sejumlah pelaku yang merupakan bandar.
"Di wilayah Mafo itu, sedikit nya kita sudah menangkap empat orang tersangka narkotika, yang semuanya itu dikategorikan sebagai bandar. Jadi tersangka I adalah orang ke lima yang kita lakukan penindakan," ujarnya.
Diungkapkannya, saat menangkap ataupun kejadian tertembaknya Iwan, petugas sempat diserang oleh warga sekitar dan meninggalkan pelaku dalam keadaan bersimbah darah.
Namun, saat ditanyai apakah ada kendaraan yang rusak ataupun petugas yang terluka, ia menyebutkan bahwa anak buahnya tidak ada yang terluka.
"Nggak ada, anggota langsung menyelamatkan diri," ucapnya.
Sebelumnya, Rian anak Iwan mengungkapkan saat itu ayahnya sedang duduk di depan rumah nya seorang diri.
Pagi itu, ia sempat bersama dengan korban. Namun, dirinya pergi sebentar untuk membeli sesuatu di dekat rumah dan meninggalkan ayahnya.
"Aku tadi beli rokok bentar ke belakang, nggak berapa lama tiba-tiba ada suara tembakan," kata Rian kepada Tribun-medan, Senin (17/11/2022).
Lalu, dikatakannya setelah mendengar tembakan tersebut ia pun kembali ke rumah.
Ketika itu, ia pun langsung histeris melihat ayahnya sudah bersimbah darah.
"Ku pikir entah apa, rupanya ayah ku sudah kena tembak di lehernya, sudah bercucuran darah di leher," sebutnya.
Rian mengaku, ketika itu sempat melihat ada tiga orang pria berpakaian kemeja putih yang diduga polisi lari meninggalkan ayahnya.
"Polisinya tiga orang, sempat lihat cuma nampak dua orang, satu di mobil," bebernya.
Diungkapkannya, menurut informasi yang diterima polisi datang ke lokasi tersebut untuk melakukan penggeledahan terkait kasus narkotika.
Tetapi, Rian menambahkan saat itu di lokasi atau pun dari korban tidak ditemukan barang bukti apapun.
Ia mengaku bahwa memang, ayahnya merupakan penjual narkoba jenis sabu. Namun, setahun terakhir sudah berhenti.
"Kata orang itu narkoba, tapi sudah setahun yang lewat ayah ku nggak main narkoba lagi, nggak ada barang bukti," ucapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan setelah melihat ayahnya bersimbah darah dirinya pun panik dan langsung menolong ayahnya dan membawa nya ke rumah sakit di kawasan Medan Marelan.
Ketika itu, ia membawa ayahnya ke rumah sakit dengan menggunakan sepeda motor.
"Pertama kena tembak darah berceceran, aku lah yang bawa ke rumah sakit naik sepeda motor, dengan bercucuran darah baju penuh darah," bebernya.
Kemudian, waktu itu kondisi korban sudah sekarat lantaran darahnya terus mengalir.
Setibanya di rumah sakit di kawasan Marelan itu. Korban pun di rujuk ke Bhayangkara Medan, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Ia juga menceritakan, selama berhenti menjual narkoba setahun terakhir, kesehariannya ayahnya merupakan penjual nasi goreng dan es kelapa di kawasan Belawan.
"Jualan nasi goreng di Belawan, bantuin ibu kadang buka es kelapa juga," pungkasnya.
(cr11/tribun-medan.com)