Melihat kondisi luka yang janggal itu, orangtua FS pun sepakat melakukan otopsi dan mayat FS dibawa ke RS Bhayangkara.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lombok Tengah Iptu Redho Rizki Pratama mengatakan ada kejanggalan posisi korban yang sempat diduga gantung diri.
Menurut Iptu Redho, posisi kaki korban menyentuh lantai dan posisi lehernya yang digantung sangat rendah.
"Intinya ada luka yang mengarah pada kekerasan," kata Redho dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Rabu (4/1/2023).
Kemudian berdasarkan hasil olah TKP, polisi melakukan penyelidikan dan memeriksa keluarga terdekat.
Dibunuh suami, mertua dan kakak ipar
Lalu berdasarkan hasil penyelidikan, terungkap bahwa FS ternyata dibunuh oleh suaminya, MR (20), mertua korban S (46) dan ipar korban, SA (28).
Iptu Redho mengatakan MR bersama ibu dan kakak iparnya merencanakan membunuh FS sejak 1 Januari 2023.
Ia menuturkan, motif dari pembunuhan tersebut dipicu kekesalan atas sikap korban yang dianggap tidak patuh pada perintah suami dan keluarganya.
"Latar belakang dari pembunuhan tersebut bermula dari sikap istri pelaku (korban) yang tidak pernah mempedulikan suaminya dan setiap hari hanya bermain HP, seperti kalau disuruh buat kopi jarang mau," kata Redho.
Puncak kemarahan para pelaku adalah saat korban pulang ke rumah orangtuanya yang berada di Lombok Timur.
Saat itu korban diajak pulang oleh suaminya, namun tidak mau.
"Korban juga pernah pulang ke rumah orangtuanya di Kecamatan Jerowaru, selama satu bulan lebih dan ketika dijemput suaminya korban tidak mau balik kerumah suaminya di Desa Lantan, hal ini yang memicu kemarahan suami korban, ibu korban dan kakak korban," kata Redho.
Lalu pada Selasa (3/1/2023) sekitar pukul 07.30 WIB, MR pulang ke rumahnya setelah mengantar bapaknya ke hutan.
Lalu MR meminta korban membuatkan kopi. Namun permintaan tersebut tak dihiraukan oleh korban.
MR pun marah dan memukul pipi korban. Ia juga mencekik serta mendorong korban hingga terjatuh.