Sosok

Sosok Wilmar Simanjorang, Eks Bupati Samosir yang Berkecimpung di Toba Caldera Unesco Global Geopark

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Doktor Wilmar Eliaser Simanjorang.

TRIBUN-MEDAN.com, PANGURURAN - Dr Wilmar Eliaser Simanjorang merupakan mantan bupati Samosir. Ia sebagai bupati pada tahun 2004 hingga 2005. Pria kelahiran Samosir pada tanggal 11 November 1954 ini, kini menjadi koordinator bidang edukasi dan litbang Toba Caldera Unesco Global Geopark.

Pria yang kerap menyuarakan soal lingkungan hidup dan kelestarian alam di kawasan Danau Toba ini, mengecap pendidikan awal di Sekolah Rakyat di Sagala, Samosir dan lulus pada tahun 1966.

Lalu, ia melanjutkan pendidikan di SMP Limbong dan lulus pada tahun 1969, selanjutnya SMA di Pangururan dan lulus pada tahun 1972.

Baca juga: Konflik Puncak 2000 Siosar Diduga Coba Ditunggangi Oknum, PT BUK: KSP Jangan Terprovokasi

Pendidikan ia lanjutkan mengecap pendidikan di bangku kuliah hingga lulus tahun 1978 di Fakultas Sosial Politik Universitas Parahyangan, Bandung.

Lalu, ia pun melanjutkan pendidikannya di Milan, Italia dan lulus pada tahun 1985.

Pria lulusan dari Napoli pada tahun 1989 ini juga melanjutkan pendidikannya di USU dan lulus pada tahun 1999.

Bahkan, ia sempat melanjutkan pendidikannya di Pascasarjana IAKN jurusan Teologia/ Misiologi dan lulus pada tahun 2020.

Baca juga: Modus Baru Bobol Rekening Bank Pakai Undangan Nikah, Korban Disuruh Klik Tautan

Selama kuliah hingga menjadi ASN, ia kerap mendapat penghargaan.

Setelah pensiun dari ASN, ia juga tetap berkarya.

Misalnya, ia menjadi tenaga pengajar di Universitas Darma Agung Medan, tenaga pengajar di Institut Pemerintahan dalam Negeri, Jatinangor.

Ia juga terpilih sebagai koordinator bidang litbang kepariwisataan pada forum pengembangan pariwisata Samosir. Dan masih banyak lagi karya yang ia persembahkan pascapensiunan ASN.

Kegigihan dan keuletannya di bidang akademisi membuatnya kerap keluar daerah. Hingga saat ini, ia masih aktif di bidang edukasi dan lingkungan hidup serta pemberdayaan masyarakat di kawasan Danau Toba.

(cr3/tribun-medan.com)

 

Berita Terkini