Sebelumnya puluhan mahasiswa yang tergabung dalam perhimpunan mahasiswa Samosir, Sumatera Utara mendesak Kapolda Sumut, Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak untuk segera menonaktifkan AKBP Yogie Hardiman dari jabatannya sebagai Kapolres Samosir.
Permintaan ini disampaikan mahasiswa berkenaan proses penyelidikan kasus penggelapan pajak dan kematian Bripka Arfan Saragih.
Menurut mahasiswa, proses penonaktifan AKBP Yogie Hardiman perlu dilakukan.
Tujuannya, agar proses pemeriksaan bisa berjalan lancar.
"Nonaktifkan Kapolres Samosir AKBP Yogie Hardiman. Polisi harus mengungkap penggelapan pajak yang terjadi di Kabupaten Samosir," kata Ketua Perhimpunan Mahasiswa Samosir, Sirdo Sagala, Rabu (29/3/2023).
Sirdo mengatakan, masih ada terduga dalang lain yang belum ditangkap dan dipenjarakan polisi.
"Masih adanya dugaan dalang-dalang atau oknum itu harus diungkap," kaata Sirdo.
Sampai detik ini, belum ada satupun tersangka lain yang ditahan Polda Sumut.
Dikhawatirkan, para pelaku yang dibiarkan tidak ditahan ini bisa menghilangkan barang bukti.
Sebab, mereka yang sudah jadi tersangka merupakan orang-orang yang berada di dalam lingkaran kasus penipuan dan penggelapan pajak tersebut.
"Banyak dugaan-dugaan ada keterlibatan beberapa pihak, dan juga kami menganggap Polres Samosir tidak mampu mengusut secara tuntas kasus ini. Kami minta dinonaktifkan selama penyelidikan," kata Sardo.
Dalam aksinya, mahasiswa datang membentangkan spanduk di depan pintu masuk markas Polda Sumut.
Mereka berorasi di hadapan puluhan personel polisi yang melakukan penjagaan.
Kemudian, mereka meletakkan spanduk ke aspal yang bertuliskan agar polisi mengusut tuntas kematian Bripka Arfan Saragih, anggota Sat Lantas Polres Samosir yang tewas katanya minum racun sianida usai ketahuan tilap uang pajak kendaraan bermotor sebanyak Rp 2,5 miliar.
Setelah itu, puluhan mahasiswa pria dan wanita ini memajang foto Bripka Arfan Saragih yang masih mengenakan seragam dinas Polri di atas spanduk yang dibentangkan ke aspal.