"Saya lihat kondisinya dari arah belakang, dibagian kakinya melepuh. Kepalanya saya nggak melihat," pungkasnya.
Orangtua Korban Ungkap Kejanggalan
Menurut orang tua kandung korban, Pariono, awalnya ia mendapatkan kabar duka tersebut dari pihak keluarga.
Mendapatkan informasi tersebut, di langsung mendatangi lokasi kejadian dan mendapati anaknya sudah dalam keadaan terbungkus.
"Waktu itu saya lihat korban ini sudah terbungkus, lalu ada pihak kepolisian menyuruh saya ngambil Baygon, karena nggak ada yang berani ngambil," kata Pariono kepada Tribun-medan, Senin (8/5/2023).
"Baygon semprotan bukan botol Baygon, posisinya tertutup rapat, saya ambil saya serahkan kepada polisi,"
"Habis itu polisi menanyakan barang bukti lagi sebuah handphone milik Mahira, tapi ditahan oleh bapak angkat nya, tidak diberikan kepada polisi," sambungnya.
Kemudian, ia mengatakan jenazah korban langsung dievakuasi ke mobil ambulan dan dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Medan.
Lalu, ia pun pergi ke rumah sakit untuk mendampingi jenazah korban, sementara ayah angkat korban bernama Mawardi pergi ke Polsek Patumbak.
"Setelah itu dia (Mawardi) berangkat ke Polsek Patumbak saya mengantar jenazah anak saya ke rumah sakit," sebutnya.
Kondisi Muka Tinggal Tengkorak
Pariono juga membeberkan kondisi jenazah saat berada di rumah Sakit Bhayangkara Medan.
"Kondisi jenazah saya nggak pasti tau, karena sudah dibungkus. Kondisi muka ya sudah hancur tinggal tengkorak, tapi badan utuh," ungkapnya.
Namun, sampai sejauh ini pihak keluarga belum mendapatkan keterangan resmi terkait penyebab dari tewasnya korban.
Dikatakannya, setelah melihat kondisi korban yang begitu mengenaskan dan sudah membusuk, keluarga menduga jenazah korban sudah meninggal sekitar 10 hari.
Pariono juga menceritakan bahwa, putri keempat dari lima bersaudara ini sudah tinggal bersama dengan keluarga Mawardi sejak umur empat bulan.