Pada hari Selasa, sehari sebelum mengaku telah membunuh Giulia, Impagnatiello menulis "Katakan saja Anda telah melarikan diri ke suatu negara yang jauh."
Selama penyelidikan mereka, polisi di Italia telah menunjukkan semua ketidakkonsistenan dalam kisah si pembunuh.
Mereka pun akhirnya menemukan bahwa pada hari-hari sebelum pembunuhan tanpa ampun terhadap wanita dan bayinya, dia telah mencari secara online cara membakar tubuh dan cara menghilangkan darah. noda.
Pembunuhnya juga mencari tes paternitas negatif, karena dia ingin meyakinkan kekasihnya bahwa bayi yang dibawa Giulia bukanlah miliknya.
Beberapa jam sebelum Giulia terbunuh, ternyata wanita tersebut sempat bertemu dengan rekan dan kekasih lain Impagnatiello.
Kedua wanita tersebut tidak bertengkar meski menyandang status sebagai kekasih Impagnatiello.
Bahkan mereka menunjukkan solidaritas satu sama lain setelah ditipu oleh pria jahat itu.
Media Italia melaporkan bahwa kekasih Impagnatiello mengkhawatirkan Giulia dan memintanya untuk tinggal bersamanya malam itu dan tidak kembali ke flat yang dia tinggali bersama pacarnya.
Ibu Impagnatiello, yang membawa pasangan putranya ke pertemuan dengan wanita lain, juga menawarinya tempat menginap, tetapi mengatakan bahwa Giulia ingin pulang.
Wanita hamil 7 bulan itu ingin berbicara dengan pacarnya, dan putus dengannya.
Namun antara pukul 19.00 dan 20.30 minggu lalu, Impagnatiello membunuh ibu dari putranya, sebelum mengirim pesan kepada kekasihnya yang berusia 23 tahun untuk mengatakan bahwa dia adalah orang bebas.
Ibu Impagnatiello tak menyangka putranya tega membunuh kekasihnya yang tengah hamil 7 bulan.
Ia bahkan terang-terangan menyebut Impagnatiello sebagai monster dan menyesal melahirkan pria tersebut karena begitu kejamnya membunuh kekasih dan calon buah hati mereka.
(cr19/tribun-medan.com)