Penganiayaan

Putri Tukang Becak yang Diduga Dibegal dan Meninggal Beberkan Pertemuan Terakhir dengan Ayahnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria lanjut usia ditemukan tak sadarkan diri dalam areal perkebunan sawit PT Adolina, Kecamatan Perbaungan, Kecamatan Serdangbedagai, Minggu (16/7/2023) malam.

TRIBUN-MEDAN. com, SERGAI - Samsudin Nasution warga Dusun IV, Desa Punden Rejo, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang yang diduga korban pembegalan lalu dibuang ke perkebunan sawit PT Adolina, meninggal dunia.

Samsudin ditemukan tak sadarkan diri dan bersimbah darah dengan sejumlah luka lebam.

Korban ditemukan warga di areal perkebunan Afdeling II, Lingkungan IV, Kelurahan Batang Terap, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Sergai, Minggu (16/7/2023)) malam.

Diduga Samsudi yang bekerja sebagai tukang becak menjadi korban pembegalan. Selain luka luka becak milik korban juga belum ditemukan.

Korban mengembuskan nafas terakhir di rumah sakit Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Amri Tambunan, Kecamatan Lubukpakam.

"Iya sudah meninggal setelah dua hari dirawat di rumah sakit. Pertama di rumah sakit Sawit Indah Perbaungan kemudian dibawa ke rumah Amri Tambunan dan meninggal dunia kemarin" kata Prono Sutiyo kerabat korban yang dihubungi Tribun, Rabu (19/7/2023).

Korban meninggal dunia pada hari Senin malam. Penyebabnya banyak luka penganiayaan pada tubuh Samsudi.

Prono mengatakan, wajah korban luka lebam dan kerusakan fatal pada bagian kepala diduga dipukul benda tumpul. Sementara becak korban juga hilang diduga dibawa kabur pelaku.

"Luka pada wajah lebam lebam dan pada bagian kepala cukup serius uda cukup parah karena darah sudah membeku. Dari pernyataan dokter dipukul menggunakan kayu besar. Kalau becak belum tau juga dimana," kata Prono.

Putri Anda Sari, yang merupakan anak korban, menerangkan ayah pergi dari rumah untuk menarik becak pada hari Minggu 16 Juli 2023.

Sebelum kejadian, korban sebut Putri memang pergi kerja lebih awal dan meninggalkan rumah sekitar pukul 06.30 WIB pagi.

"Ayah biasanya bila narik becak pergi jam 8 atau jam 9 pagi. Uda dua hari ini memang perginya lebih cepat dari biasanya," kata Putri.

Putri mengatakan, biasanya sang ayah akan pulang sebelum salat zuhur untuk makan siang. Namun tidak pada hari itu.

"Pas hari itu tidak ada pulang buat makan siang itu sampai magrib juga tak ada kabar," kata dia.

Selepas Isya Putri berusaha menghubungi nomor telepon korban namun tak ada sahutan.

Halaman
12

Berita Terkini