Video ajakan ini sebelumnya sempat tersiar dalam akun resmi PDI-P pada platform media sosial Twitter/X sejak 10 hari terakhir.
Namun video tersebut telah dihapus DPP PDI-P usai menuai kontroversi.
Baca juga: 7 Teka-teki Kematian Imam Masykur, Mulai Motif, Kesamaan Latar Belakang hingga Korban yang Dibuang
Baca juga: Terungkap Alasan MA Anulir Hukuman Mati Ferdy Sambo: Berjasa Tegakkan Hukum di Tanah Air
PDIP Beri Pembelaan
Terkait hal tersebut, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat membantah soal tudingan yang mengatakan partainya mencuri start kampanye Pemilu 2024.
Ia mengatakan aksi tempel stiker dan video ajakan memilih bakal calon presiden (bacapres), Ganjar Pranowo, hanya sosialisasi.
"Bukan kampanye. Bukan, itu kan cuma sosialisasi, kan boleh," kata Djarot saat ditemui Kompas.com, Selasa (29/8/2023).
Soal aksi menempel stiker, Djarot menegaskan sudah dilakukan dengan meminta izin ke pemilik rumah.
"Nempel stiker, itupun dengan izin. Misalkan rumah kamu, hei boleh nggak saya tempel stikernya Pak Ganjar," imbuh dia.
Djarot pun kembali menegaskan, aksi PDIP tersebut sama dengan pihak lain yang memasang baliho gambar caleg ataupun bacapres.
Ia menilai hal sedemikian rupa sah-sah saja asalkan tidak ada unsur pemaksaan.
"Sosialisasi kan boleh. Sama dengan yang lain, gambar dipasang di mana-mana."
"Asalkan apa, asalkan itu tidak ada unsur paksaan," tegasnya.
Tetapi, saat disinggung mengenai video ajakan memilih Ganjar yang sudah dihapus, Djarot mengaku tak tahu.
"Nggak tahu saya kalau itu (video dihapus)," ujar dia sambil berlalu.
Sebagai informasi, aksi PDIP menempel stiker dan membuat video ajakan memilih Ganjar yang melibatkan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, hingga Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menjadi sorotan.