"Tidak ada luka, cuman sakit badan saja, syok, kebanting," tandasnya.
Sementara, Kondektur Kereta Api (KA) Turangga, Diki Ramdani, memberikan kesaksian saat detik-detik kecelakaan terjadi.
"Suara (dentuman) keras pasti ada, setelah itu saya enggak inget apa-apa. Pas kejadian blank, gak sadar," kata Diki di RSUD Cicalengka.
Saat kejadian, Diki berada di belakang lokomotif. Begitu terjadi benturan, Diki memastikan seluruh penumpang KA Turangga aman.
"Alhamdulillah aman (penumpang). Pas di TKP kan langsung sadar, selebihnya enggak ingat," ungkapnya.
Saat ini, Diki sedang menjalani perawatan di RSUD Cicalengka karena mengalami luka ringan.
Sampai dengan pukul 12.52 WIB, data yang diterima Kompas.com, jumlah korban yang meninggal dunia berjumlah 4 orang dan 37 luka-luka.
Seperti diketahui, Kereta Api (KA) Turangga rute Bandung-Surabaya mengalami insiden tabrakan dengan KA Lokal Bandung Raya.
Insiden tersebut terjadi di lintasan Petak Cicalengka-Haurpugur, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Jumat (5/1/2024) pukul 06.30 WIB.
Diketahui KA Turangga membawa 287 penumpang dan Commuter Line Bandung Raya 191 penumpang.
Dalam insiden tersebut empat orang meninggal dunia, dan puluhan orang luka-luka.
Seluruh korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cicalengka.
Apa penyebab Dua KA bertabrakan?
Berdasarkan keterangan saksi Heri Aliyudin, kecelakaan tersebut terjadi di single rel atau rel tunggal di Kilometer 180 antara Stasiun Haurpugur dan Cicalengka.
Heri menduga dua kereta itu terlibat adu banteng.
"Kalau ngobrol dengan penduduk sini harusnya kereta lokal itu berhenti dulu, tapi enggak. Tidak tahu kekeliruan dari mana, tapi kereta itu tetap jalan," ungkap salah satu penumpang KA Turangga relasi Surabaya-Bandung, Jumat (5/1/2024), seperti dikutip dari Kompas TV.