Namun melalui penjelasan sang ayah, mereka memahami bahwa hati mempelai wanita memang sangat besar.
Ia juga merupakan gadis berbakti dan pengertian yang tidak ingin orang tuanya bersedih.
Ayah mempelai wanita menceritakan melalui telepon kepada media: "Saya berbohong jika saya mengatakan saya tidak emosional. Saya meneteskan sedikit air mata. Ketika putri saya menolak untuk memeluk saya, saya merasa putri saya telah benar-benar dewasa."
Ternyata sang putri menyadari perasaan sang ayah.
Tetapi karena tidak ingin ayahnya terlalu emosional, ia berpura-pura bercanda seperti itu untuk mencairkan suasana.
Bahkan, ketika sang putri menurunkan kaca jendela mobil untuk mengucapkan selamat tinggal kepada semuanya, matanya juga merah.
Warganet Tiongkok meninggalkan banyak komentar yang bersimpati dengan cerita di atas:
"Saya sangat memahami perasaan calon pengantin dan ayahnya. Saya juga menikah hanya berjarak 600 meter, namun di hari saya menikah, ayah saya masih menangis seperti hujan."
“Di mata seorang anak perempuan hanya ada 6 kilometer, tapi di mata seorang ayah itu adalah seumur hidup.”
“Setelah menikah, kamu akan menjadi tamu di rumah tempat kamu dilahirkan dan dibesarkan.”
(cr32/tribun-medan.com)