Namun, bukan disambut bahagia, Simardan malah tidak mengakui ibunya karena malu dengan ibunya yang compang camping.
Sampai akhirnya, kapal yang digunakan Simardan untuk berlayar karam di Kota Tanjungbalai.
Sedangkan Simardan hilang lenyap dan Siti berubah menjadi kera putih yang sampai saat ini dipercaya masih ada di Pulau Simardan, Kota Tanjungbalai.
"Maka dari itu, di akhir dia sebelum berangkat, saya buat selamat tinggal kampung halaman, selamat tinggal inang (ibu), selamat tinggal Tiur (tunangan). Disitu saya artikan kalau dia sudah meninggalkan jatidirinya," pungkasnya.
(cr2/tribun-medan.com)