Seserahan berupa tebu dan hasil bumi lainnya pun tampak berada di bak belakang mesin pemanen padi.
Pada bagian depan, mesin terdapat tulisan Gunung Biru, begitupun pada bagian bak belakangnya disertai tulisan Lima Putra.
Selanjutnya, mesin panen padi bergerak pelan dari pekarangan rumah menuju ke jalan raya dengan dikemudikan sang pengantin pria.
Pria dan wanita pengiring pengantar pengantin pun tampak berjalan di sisi kiri, kanan, dan belakang mesin panen padi yang melaju pelan.
Beberapa menit kemudian, mesin pemanen padi itupun tampak berhenti di depan sebuah rumah.
Tenda pengantin, pelaminan, dan ornamen pesta pernikahan lainnya, sudah terpasang di pekarangan rumah itu.
Yulianti Alista dalam keterangan video viral pun menyebut kediaman mempelai pria dan pengantin wanita lokasinya berdekatan.
Diapun menyebutkan mesin panen padi tersebut dikemudikan langsung sang pengantin pria.
“Masya Allah pertama kalinya di Bombana,” tulisnya dalam keterangan video siaran langsung tersebut.
“Antar pengantin keluarga oto pasangki yang di pake dan pengantin laki-laki yang bawa langsung.”
“Untung dekatji rumahnya pasangannya,” lanjutnya.
Yulianti pun mengungkap lokasi acara menjawab pertanyaan warganet yang membanjiri kolom komentar videonya.
Dia menyebutkan pernikahan tersebut berlangsung di Desa Rompu-Rompu.
Desa tersebut berada di Kecamatan Poleang Utara, Kabupaten Bombana, Provinsi Sultra
(*/Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel