TRIBUN-MEDAN.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengalami nasib pilu di Pilkada 2024.
Partai berlambang Banteng ini kembali menelan kekalahan setelah gagal meraih kemenangan di Pilpres 2024.
Kegagalan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024 belum sembuh, kini luka baru kembali muncul.
Sejumlah jagoan PDIP yang bertarung di Provinsi gagal meraih kesuksesan.
Provinsi ini menjadi fokus PDI Perjuangan seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara.
Dari lima provinsi ini cuma Jakarta yang memiliki peluang untuk menang, tetapi peluang itu masih sangat tipis, sebab keunggulan Pramono-Rano harus mencapai 50 persen plus satu.
Pramono-Rano memang sedang unggul dalam hasil quick count sebesar 50,9 persen. Ada kemungkinan Pramono-Rano menang satu putaran.
Namun jika hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan di bawah 50 persen, maka Pramono-Rano harus bertanding lagi di putaran kedua menghadapi jagoan dari KIM Plus Ridwan Kamil-Suswono.
Berdasarkan quick count Ridwan Kamil-Suswono mendapatkan 39,4 persen suara.
PDIP mungkin bisa bangga dengan hasil ini sementara sambil menunggu hasil dari KPU.
Di provinsi lain, PDIP mengalami keputusasaan. Di Jawa Timur, jagoan PDIP Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta tak meraih keunggulan di seluruh lembaga quick count.
Mereka masih kalah dari pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak, yang diusung KIM Plus.
Khofifah-Emil Dardak meraih 59 persen suara, sedangkanTri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta meraih 32 persen suara.
Khofifah sukses merebut hati masyarakat Jawa Timur dengan gayanya yang lembut. Tapi, Tri Risma tampaknya belum mendapatkan tempat di hati masyarakat Jawa Timur meski dengan gaya yang sering marah-marah.
Lalu di Jawa Barat, data quick count menyataka bahwa Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan yang diusung KIM Plus menang telak dengan perolehan 61 persen.
Sementara jagoan PDIP, Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja cuma meraih 9 persen suara. Perolehan Jeje-Ronal yang paling kecil dibanding tiga pesaingnya.
Kemudian, Jawa Tengah yang dianggap kandang Banteng, PDIP juga mengalami kegagalan.
Andika Perkasa-Hendrar Prihadi meraih 40 persen suara, sedangkan jagoan KIM Plus meraih Ahmad Luthfi-Taj Yasin unggul 59 persen suara.
Jawa Tengah yang dulu dikenal sebagai kandang Banteng kini beralih ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Keunggulan Ahmad Luthfi-Taj Yasin juga tak lepas dari pengaruh Joko Widodo.
Nah yang sangat memalukan yakni di Sumut. Jagoan PDIP Edy Rahmayadi-Hasan Basri kalah telak dari pasangan Bobby Nasution-Surya.
Edy-Hasan cuma meraih 37 persen suara, sedangan Bobby-Surya meraup 63 persen suara.
Padahal Edy Rahmayadi merupakan calon berstatus petahana. Ia gagal mengalahkan menantu Jokowi di Sumut.
Megawati Marah
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mulai marah dengan hasil Pilkada 2024.
Apalagi, sejumlah pasangan calon yang diusung PDIP kalah berdasarkan hasil quick count dan real count.
Megawati menyinggung sejumlah daerah seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumut.
Menurut Megawat adanya upaya dari kekuatan tertentu yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan kontestasi Pilkada lewat penggunaan alat-alat negara.
Bahkan, kata Megawati, hal itu dilakukan sampai mengancam demokrasi.
Hal itu disampaikan Megawati menyikapi Pilkada serentak 2024 melalui tayangan video yang dibagikan pada Rabu (27/11/2024) malam.
“Demokrasi kini terancam mati akibat kekuatan yang menghalalkan segala cara. Kekuatan ini mampu menggunakan sumber daya dan alat-alat negara,” kata Megawati.
Presiden Kelima RI pun menyebut penggunaan alat-alat negara nampak di beberapa wilayah yang diamati terus menerus seperti Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, hingga Sulawesi Utara dan berbagai provinsi lainnya.
Megawati pun mencontohkan di Jawa Tengah.
Dia mendapatkan laporan betapa masifnya penggunaan penjabat kepala daerah hingga mutasi aparatur kepolisian demi tujuan politik elektoral.
Dia pun secara tegas menyebut jika praktik-praktik semacam itu tidak boleh dibiarkan.
Apalagi, Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutus lewat putusan MK No 136 PUU XII 2024 tentang Sanksi Pidana bagi aparat yang tidak netral di Pemilu.
“Ini tidak boleh dibiarkan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah mengambil keputusan penting bahwa aparatur negara yang tidak netral, bisa dipidanakan,” jelas Megawati.
Megawati Sebut Ada Intervensi Penguasa
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak terima hasil Pilkada Jawa Tengah.
PDI Perjuangan yang mengusung Andika Perkasa-Hendi gagal unggul di Jawa Tengah menurut hasil quick count.
Sementara pasangan Ahmad Luthfi -Taj Yasin yang diusung KIM Plus berhasil unggul.
Megawati merasa ada intervensi penguasa di Pilkada Jawa Tengah.
Apalagi menurutnya Jawa Tengah merupakan 'kandang Banteng'.
Tak hanya dikenal sebagai ‘Kandang Banteng’, Jawa Tengah juga pernah mengantarkan Megawati sebagai anggota DPR RI sebanyak tiga kali.
Megawati pun melihat energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan dan seharusnya tidak akan terkalahkan jika pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan.
Namun, dalam situasi ketika segala sesuatu bisa dimobilisasi oleh kekuasaan, maka yang terjadi adalah pembungkaman.
Hal itu disampaikan Megawati menyikapi Pilkada serentak 2024 khususnya di Jawa Tengah melalui tayangan video yang dibagikan pada Rabu (27/11/2024) malam.
“Apa yang terjadi saat ini sudah diluar batas-batas kepatutan etika, moral dan hati nurani,” kata Megawati.
Melihat seluruh fenomena yang terjadi di Pilgub Jawa Tengah, Megawati menyerukan kepada seluruh simpatisan, anggota dan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan serta seluruh rakyat Indonesia, untuk terus berjuang menyuarakan kebenaran.
Sebab, PDI Perjuangan tidak akan pernah lelah berjuang bagi keadilan dan melawan berbagai bentuk intimidasi kekuasaan.
“Ingat, bahwa pilkada seharusnya mencerminkan peningkatan peradaban, etika, moral, hari nurani harus jelas tergambarkan,” ujar Megawati.
Baca juga: Liga Champions - Real Madrid Buat 1 Sejarah Memalukan Kalah dari Liverpool, Anfield Jadi Neraka
Baca juga: BMKG Sebut Cuaca Ekstrem Terjadi di Sumut hingga Pekan Depan
(*/tribun-medan.com)