Pasangan tersebut memilih untuk menggabungkan nama belakang mereka menjadi nama baru untuk anaknya.

Keluarga suaminya tidak terima karena sang anak tidak mendapatkan nama belakang dari sang ayah.

Sekarang, menjelang Natal, wanita itu ingin menghabiskan liburan bersama keluarganya.

Wanita itu ingin berada di sana untuk Natal pertama putrinya.

Namun, keluarga suaminya menuduhnya memprioritaskan keluarganya di atas keluarga suami.

"Tahun lalu, saya tidak bisa mengikuti tradisi Natal mereka," ungkapnya.

"Saya harus tinggal di dekat rumah sakit karena kehamilan saya yang berisiko."

"Kakak ipar saya bahkan mengkritik saya, menyiratkan bahwa saya lemah."

"Dia mengatakan bahwa semua orang pernah hamil."

"Saya mengatakan kepada suami saya bahwa dia harus mengambil kendali untuk mengatur Natal bersama keluarganya."

"Dia menghubungi mereka, tetapi keluarganya sudah membuat rencana tanpa dia."

"Mereka mengharapkan kami untuk ikut saja."

"Kami tinggal jauh dari kedua keluarga."

"Kami yang mengorbankan waktu dan uang untuk bepergian," tambahnya.

Setelah terus-menerus berdebat dengan keluarga suaminya, wanita itu geram dan marah.