Aku menuruti
intruksi pelaku dengan polosnya
dengan alasan dia tidak bisa on cam
karena susah sinyal atau takut
resiko di tempat dia bertugas," cerita Salsa.
Akibat dari penyebaran video tersebut, Bu Guru Salsa menyatakan penyesalan dan rasa bersalahnya.
Ia telah meminta maaf kepada keluarga dekat dan tempat kerjanya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi D DPRD Jember Indi Naida menambahkan, langkah hukum dalam kasus ini sangat diperlukan, agar ada efek jera terhadap pelaku penyebaran video guru perempuan ini.
"Kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi, karena Jember dikenal dengan kota santri, sehingga moralitas tenaga pendidik dan publik figur harus diperhatikan," tanggapnya.
Menurutnya, sekolah harus lebih selektif lagi ketikan mencari tenaga pendidik baru, supaya tidak ada guru seperti ini lagi yang masuk di lembaga pendidikan Kabupaten Jember.
"Sebelum menerima guru tersebut harus melakukan tes atau wawancara tentang kesiapannya menjadi tenaga pendidik," papar Indi.
Legislator Fraksi PDI Perjuangan ini menilai. seorang guru harus memberi contoh yang baik bagi muridnya, sehingga moralitasnya harus dijaga betul di tengah masyarakat.
"Seorang guru yang seharusnya memberikan contoh yang baik untuk anak didik," kata Indi.
Sebatas informasi, terdapat puluhan video purno guru perempuan yang pernah mengajar di sekolah dasar kawasan Kecamatan Ambulu Jember ini di media sosial.
Dalam video tersebut, guru ini berjoget-joget dengan kondisi tanpa busana dan memamerkan seluruh aurat. Namun kepalanya masih menggunakan hijab.