Unjuk Rasa Driver Ojol di Medan

Cerita Driver Ojol Perempuan Sumut, Pernah Pulang Tak Bawa Uang karena Potongan dari Pihak Aplikator

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DRIVER OJOL: Nurlisa dan Deliana, dua driver ojol Sumut yang ikut aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (20/5/2025). Mereka cerita sejak adanya potongan dari Aplikator, pihaknya pernah tak membawa uang sata pulang ke rumah. (

"Mereka (aplikator) yang membuat program kita yang membayar," jelasnya. 

Dengan adanya potongan dari aplikator, terkadang kata Deli pihaknya tidak ada membawa  uang ke rumahnya  dari hasil driver ojol. Hal itu dikarenakan banyaknya potongan dari pihak aplikator.

"Sejak ada potongan itu, kami  terkadang dapatlah misal Rp 100 ribu. Dari Rp 100 ribu itu, akan dipotong dari aplikasi 15 ribu. Kemudian minyak Rp 30 ribu. Top up Rp 20 ribu. Belum dipotong saat top up Rp 2,5 ribu. Sisanya makan dan uang jalan kita. Jadi kadang pulang itu kami gak bawa uang. Karena uangnya habis untuk itu," tutur warga Medan Kota ini. 

Selain itu,  dikeluhkan Deli,  belum saat kendaraannya rusak dan lain-lain. Itu tidak ditanggung oleh pihak aplikator.

"Kita mau beli saldo itu berbayar dipotong Rp 2,5 ribu. Belum internet kita. Apa yang kita bawa pulang, enggak ada. Masak gak merugikan kami," keluhnya. 

Jika tidaka ada potongan, seharusnya  setidaknya kata deli ia bisa menyimpan Rp 15 ribu sehari.

"Simpanan itu, bukan untuk kami,  tapi untuk biaya motor kami kalau rusak.  Semua harus di bayar sekarang. Kalau bisa itu di hapus dan seperti sediakala," jelasnya 

Menurutnya, meski ia janda dan tidak memiliki anak, dengan sistem dari aplikator  yang melakukan banyak potongan, tidak akan cukup untuk menghidupi sendiri.

"Walaupun saya janda, dan tidak punya anak. Setidaknya dari hasil driver ini tidak bisa menghidupi diri saya sendiri. Apalagi mereka yang punya keluarga. Makanya saya turun ke jalan, setidaknya saya ikut menyumbangkan suaranya," ucapnya. 

Hal senada juga dirasakan,  Nurlisa  (39).  Ia mengaku terpaksa menjadi driver ojol demi  menghidupi dua anaknya. 
 
Dikatakan Nurlisa selama 7 tahun menjadi driver ojol, baru kali ini ada potongan Rp 15 ribu.  

"Kalau bisa janganlah ada potongan Rp 15 ribu kami gak bisa apa-apa loh. Enggak ada orderan pun kami tetap harus bayar. Kemudian hapuskan aplikasi Slot. Karena ongkosnya cukup murah hanya Rp 6 ribu per orderan," ucapnya.

Menurutnya, potongan yang diberikan pihak aplikator cukup dahsyat.

"Dahsyat kali potongannya cukup ngeri lah. Pendapatan kami gak tentu. Dapat Rp 100, 80, 60 ribu pun kami itu dipotong. Jadi apalagi yang di bawa ke rumah. Belum lagi saat menjemput jaraknya jauh dengan harga ongkos Rp 8 ribu paling murah," ucapnya. 

Untuk itu, ia berharap agar  pemerintah dan pihak aplikator mau mendengar dan mengabulkan tuntutan dari pihaknya. 

"Kita tunggulah dua minggu ini. Tadi katanya dua minggu batas waktunya. Mudah-mudahan tuntutan kami dikabulkan," jelasnya.

(Cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Berita Terkini