Oleh:
dr Yunita Wulandari
Sekretaris Pesantren Baitul Mustaghfirin Al-Amir, dr Yunita Wulandari Amiruddin
KUNJUNGAN delegasi Sumut ke beberapa provinsi di Republik RakyatTiongkok merupakan kali pertama bagi saya.
Prtjalanan saya bersama para tokoh agama serta akademisi dari Medan, Sumatera Utara ini, sungguh menjadi hal yang sangat saya impikan.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya untuk dapat melakukan perjalanan yang sangat berharga ini. Setiap orang pasti akan memiliki keinginan untuk dapat mengunjungi Tiongkok.
Baca juga: Senyum Muslim Hui dan Pesona Masjid Berusia 700 Tahun di Zhengzhou
Baca juga: Rektor UINSU Prof Nurhayati: Muslim Hui di Zhengzhou Tiongkok Luar Biasa
Tiongkok merupakan satu di antara negara terkuat di dunia saat ini. Negara yang hebat dengan budaya, sejarah, sastra, filsafat, infrastruktur serta teknologi dan banyak hal lainnya.
Tiongkok bukan hanya negara terluas ketiga berdasarkan wilayahnya, tetapi juga menempati peringkat pertama dalam daftar negara (dan dependensi) dalam jumlah penduduk.
Selain bertemu dengan tokoh muslim dan komunitas muslim di Tiongkok, kunjungan ini menjadi hal yang menarik perhatian bagi saya untuk melihat bagaimana penggunaan kendaraan listrik dari perspektif kesehatan dan lingkungan di negara ini.
Beberapa studi di Tiongkok menunjukkan bahwa transisi ke kendaraan listrik ini dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperbaiki kesehatan masyarakat dan lingkungan, terutama terkait kualitas udara.
Ketika sampai di Kota Zhengzhou, Provinsi Henan, saya melihat langsung begitu banyaknya mobil dan sepeda motor listrik yang berlalu lalang.
Transisi kendaraan listrik di Tiongkok tak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat.
Kualitas udara meningkat. Polusi udara juga berkurang. Pemerintah Tiongkok lewat kebijakannya juga mendukung dan memfasilitasi infrastruktur kendaraan listrik.
Dengan berkurangnya kendaraan berbahan bakar fosil, otomatis emisi gas buang yang berbahaya seperti CO2 (karbon dioksida) dan NOx (nitrogen oksida) berkurang.
Saya merasakan langsung kualitas udara yang baik di Kota Zhengzhou. Jika begini, risiko penyakit pernapasan serta gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh polusi tentu berkurang.
Penggunaaan Kendaraan listrik ini sendiri akan memberi manfaat pada kualitas udara karena kendaraan tidak mengeluarkan emisi knalpot, sehingga tidak mengeluarkan polusi udara secara signifikan.
Langkah ini tentu positif diterapkan di kota-kota besar dengan tingkat polusi udara tinggi seperti di Tiongkok. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa penurunan polusi udara dapat berdampak positif pada kesehatan masyarakat termasuk penurunan angka kejadian penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
Saya dan anggota delegasi juga berkesempatan melihat langsung showroom BYD Zhengzhou. BYD merupakan pabrik raksasa yang menjadi pusat produksi otomotif terbesar di dunia saat ini.
Kami melihat proses pembuatan mobil listrik yang berkembang pesat di negara ini. Tak tangung-tanggung Pemerintah Tiongkok memberikan potongan harga hingga 35.000 Yuan atau sekitar Rp 79 juta bagi masyarakat yang beralih menggunakan mobil listrik.
Jika anda mengunjungi Asia dan tidak mengunjungi Tiongkok, berarti anda baru melihat setengah dari Asia. Saya rasa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang tidak akan melewatkan untuk dapat berkunjung ke negara Tiongkok jika diberi kesempatan. (*)