“Aku tidak bisa sepenuhnya melupakan dia. Tapi yang kupilih hidup bersamaku adalah kamu, ibu dari anakku,” kata sang suami.
Meski sakit hati, sang istri memilih untuk memaafkan.
Bukan karena suaminya layak, melainkan karena anaknya pantas mendapatkan seorang ibu yang kuat.
Ia mulai membangun kembali kehidupannya dengan cinta yang lebih dalam kepada anak yang dikandungnya, melakukan yoga, membaca buku prenatal, hingga rutin berbicara pada bayinya.
Perlahan, sang suami pun berubah. Tanpa diminta, ia memutus kontak dengan mantannya, lebih aktif membantu istri, bahkan menunjukkan perhatian dengan cara-cara sederhana namun berarti.
“Saya tidak tahu berapa lama cinta kami akan bertahan. Tapi saya tahu, saat ini, saya memilih untuk memaafkan, bukan untuk dia, tapi untuk diri saya sendiri dan anak saya,” tutupnya.
(cr31/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan