Berita Internasional

Tolak Calon Menantu yang Hamil 5 Bulan, Mertua: Saya Terima Cucuku tapi Tidak Terima Kamu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MERTUA DAN MENANTU: Ilustrasi wanita hamil. Ibu pria ini tolak calon menantunya yang tengah hamil 5 bulan, sebut terima cucu tetapi tak terima kekasih anaknya, Kamis (7/8/2025).

TRIBUN-MEDAN.com – Kisah menyentuh sekaligus memilukan yang dialami seorang wanita muda saat datang ke rumah calon mertuanya dalam keadaan hamil.

Alih-alih mendapat sambutan hangat, ia justru ditolak secara terang-terangan oleh ibu kekasihnya, yang menyatakan hanya menerima cucunya, bukan dirinya.

Kejadian ini pertama kali dibagikan melalui sebuah unggahan cerita pribadi yang kemudian ramai dibicarakan di media sosial.

Dikutip dari Eva.vn Kamis (7/8/2025), dalam cerita tersebut, wanita ini mengisahkan bagaimana ia datang ke rumah kekasihnya dengan perut hamil lima bulan, membawa harapan untuk diterima sebagai bagian dari keluarga. Namun, kenyataan berkata lain.

“Silakan masuk. Saya terima cucu saya, tapi kamu… saya belum bisa terima,” ucap sang ibu calon suami dengan nada dingin, seperti dikutip dari cerita tersebut.

Wanita itu menuturkan bahwa ia sempat berharap kehamilannya akan membuat keluarga sang kekasih lebih mudah menerima dirinya, apalagi karena mereka telah menjalin hubungan cukup lama.

Namun, ia baru mengetahui bahwa kekasihnya ternyata belum pernah membicarakan hubungan mereka secara serius kepada ibunya.

Ia merasa kedatangannya dianggap sebagai bentuk menyerahkan tanggung jawab, bukan perkenalan resmi.

Kehamilan yang ia alami merupakan hasil dari hubungan intim yang terjadi dalam kondisi mabuk. Meski demikian, pasangan ini memilih untuk mempertahankan janin tersebut.

Sang pria bahkan sempat berjanji akan bertanggung jawab, mengantar ke dokter, dan merawat sang kekasih.

Ia juga berjanji akan memberitahu ibunya secara perlahan, namun hal itu tak pernah terjadi sampai akhirnya sang wanita datang sendiri ke rumah.

Selama tinggal di rumah sang kekasih, wanita ini mengaku diperlakukan seperti orang luar. Ia tidak disiapkan makanan, tidak diizinkan beristirahat dengan nyaman, bahkan tidak boleh menggunakan toilet jika mengalami mual muntah karena dianggap jorok.

Perlakuan tersebut membuatnya merasa sangat terhina, hingga sempat berpikir untuk meninggalkan rumah.

Dalam salah satu insiden, saat pemeriksaan kehamilan di usia kandungan 22 minggu, dokter menyampaikan bahwa janin mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Ia pulang dengan perasaan sedih, namun tidak mendapat simpati dari calon ibu mertua.

Halaman
123

Berita Terkini