Pilihan berat dari dokter muncul saat Mpok Alpa mau melahirkan.
Dia diminta dokter untuk memilih antara menyelamatkan nyawa diri sendiri, atau nyawa kedua anaknya.
"Dan pas mau melahirkan, itu dia disuruh pilih sama dokter, mau pilih anak atau ibunya ?," katanya.
"Beliau bilang, 'selametin anak saya', dia bilang begitu," sambung Tika.
Ketika sudah melahirkan pun, Mpok Alpa tidak diperbolehkan memberikan ASI darinya kepada anak kembarnya.
"Memang dari awal setelah beliau divonis kanker itu memang dokter bilang enggak bisa buat ASI," katanya.
Namun Mpok Alpa mengaku memberi ASI kepada anak-anaknya di depan publik.
Tika membongkar fakta bahwa Mpok Alpa sama sekali tidak memberikan ASI-nya.
Karena pada saat itu dia masih merahasiakan kanker yang diidapnya di depan publik.
"Bukan berniat untuk membohongi publik. Tapi kan pada saat itu beliau belum siap buat ngomong yang sebenarnya.
"Dan itu ya enggak sama sekali, kalau ASI enggak sama sekali. Karena kan, ya gimana dong, iya kan ?. Emang gak boleh, daripada bahaya buat si bayi kan ?," sambung Tika.
Tika juga menceritakan bahwa sebelum Mpok Alpa divonis kanker saat hamil 4 bulan, Mpok Alpa sudah mengalami gejala.
Namun Mpok Alpa tidak menyadari kalau itu adalah kanker payudara.
"Sebenarnya memang sebelum hamil pun, sebelum dia tahu dia hamil, memang dia sering ngeluh. 'Tika di sini gua ada benjolan apaan ya ?,' gitu kan," kata Tika.
Ketika disarankan untuk mengecek keluhannya itu, Mpok Alpa justru abai lantaran tidak ingin menjadi kepikiran dengan anjuran dokter.