Aksi Demonstrasi Berujung Ricuh saat Hujan, Polisi Amankan Tujuh Orang Diduga Provokator 

Pertama insiden anggota DPR RI yang berjoget karena telah mencoreng martabat lembaga negara dan mempermalukan rakyat Indonesia

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Eti Wahyuni
HO
AKSI DEMO - Suasana aksi demo di depan Kantor DPRD Kota Binjai yang sempat ricuh, Senin (1/9/2025) sore.  

TRIBUN–MEDAN.com, BINJAI - Di tengah guyuran hujan deras, aksi demo di depan Kantor DPRD Kota Binjai, berakhir ricuh, Senin (1/9/2025) sore. Aksi demo yang berlangsung dalam dua jilid ini, mulanya berlangsung kondusif dan tertib.

Pada jilid pertama, sekitar pukul 11.00 WIB aksi demo mahasiswa dan masyarakat berjalan aman. Aksi demo jilid kedua digelar sekitar pukul 14.00 WIB.  Mulanya aksi ini juga berjalan aman.

Pada saat hujan deras mengguyur Kota Binjai pada sekitar pukul 16.00 WIB, sejumlah orang melakukan pelemparan ke arah barisan polisi. Di mana dalam barisan itu ada Kapolres Binjai, AKBP Bambang C Utomo.

Atas hal tersebut, sejumlah personel kepolisian yang membawa tameng dan pentungan, langsung melindungi Kapolres Binjai. Tak hanya itu, personel kepolisian pun memukul mundur massa aksi.

Baca juga: Gelar Aksi Unjuk Rasa, Mahasiswa Kelilingi Lapangan Merdeka, Jalan Perniagaan Ditutup

Akhirnya massa kocar kacir membubarkan diri. Sementara pihak kepolisian berhasil mengamankan sedikitnya tujuh orang yang diduga pelaku pelemparan atau provokator. Dari ketujuh orang yang diamankan, satu diantaranya seorang siswa atau pelajar.

Belum diketahui pasti, apakah siswa tersebut anak sekolah menengah atas (SMA) atau Sekolah menengah Kejuruan (SMK). Amatan wartawan, siswa itu memakai baju putih celana abu-abu.

Wartawan masih berupaya mengkonfirmasi status keenam orang yang diamankan. Namun kabar yang beredar, keenamnya sudah dibebaskan. Aksi demo yang dilakukan di depan Kantor DPRD Kota Binjai sudah berakhir.

Pada aksi sebelumnya, sejumlah mahasiswa datang membawa spanduk yang bertuliskan beberapa kekesalan terhadap anggota DPR RI. Salah satu spanduk bertuliskan "DPR Wakil Rakyat, Tapi Rasa Ketua".

Sedangkan spanduk lainnya bertuliskan "Masyarakat Pintar Kelen yang Tolol". Tak hanya itu, selama massa aksi menyampaikan orasinya, terdengar lantunan salawat dari dalam Gedung DPRD Kota Binjai.

Kemudian, aksi demo ini juga mempertontonkan tarian tradisional yang dilakukan oleh seorang mahasiswi PC Himmah Kota Binjai, di hadapan Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kota Binjai.

Sambil menari, mahasiswa itu membawa sebuah kotak untuk mengutip uang. Tujuannya agar uang yang dikutip tersebut diberikan kepada anggota DPR RI yang kegirangan setelah diduga mendapat kenaikan gaji Rp 3 juta per hari.

"Tarian ini tari tradisional yang memang betul-betul dilestarikan, bukan karena untuk kenaikan gaji," ujar salah seorang orator aksi.

Ketua PC Himmah Kota Binjai, Rahmad menjelaskan kedatangan mahasiswa bersama masyarakat ke Kantor DPRD Kota Binjai.

"Pertama insiden anggota DPR RI yang berjoget karena telah mencoreng martabat lembaga negara dan mempermalukan rakyat Indonesia," kata Rahmad.

Ada pun yang kedua menolak dengan tegas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85 tahun 2024 mengenai Penilaian Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Karena menurut Rahmad, kebijakan itu hanya menambah penderitaan rakyat kecil yang makin terhimpit.

"Ketiga meminta kepada Pemerintah Kota Binjai agar segera melakukan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan PAD retribusi parkir yang menjadi ladang kebocoran," ujar Rahmad.

Selanjutnya, mereka menuntut agar DPRD Kota Binjai menyampaikan somasi dari rakyat Kota Binjai kepada DPR RI, agar menjaga kesakralan kantor DPR RI.

"Mengingatkan Wali Kota Binjai atas pemberlakuan PMK 85/2024 yang terbukti tidak pro rakyat. Membentuk satgas retribusi parkir dengan melibatkan rakyat, mahasiswa, dan pemuda sebagai bentuk pengawasan nyata terhadap kebocoran PAD," kata Rahmad.

"Mengultimatum DPRD Kota Binjai untuk lebih tegas dalam menjalankan pengawasan, jika tidak DPRD sama aja telah berkhianat kepada rakyat Kota Binjai khususnya," sambungnya.

Dengan ini Rahmad menegaskan, aksi yang mereka lakukan bukan sekedar formalitas, melainkan sebuah gerakan moral mahasiswa untuk membela kepentingan rakyat.

Ketua DPRD akan Panggil Wali Kota 

Ketua DPRD Binjai, Gusuartini Br Surbakti hadir di tengah-tengah massa aksi, menerima segala aspirasi dan tuntutan para mahasiswa dan masyarakat.

"Di sini memang tempat menyampaikan aspirasi masyarakat dan mahasiswa. Kami juga meminta selama menggelar aksi jangan ada ribut-ribut, dan jangan anarkis," ujar Gusuartini.

Lanjut Gusuartini, DPRD Kota Binjai mengucapkan turut berduka cita atas kejadian yang dialami salah seorang ojek online (ojol) yang meninggal dunia saat aksi yang terjadi di Jakarta.

"Terhadap somasi yang seperti disampaikan, akan kami sampaikan ke pihak yang terkait. Dan Bu Sekwan catat ini apa yang disampaikan oleh adik-adik mahasiswa. Kami akan kawal sepenuhnya. Termasuk kami akan panggil wali kota soal PMK 85/2024 yang tidak pro rakyat," kata Gusuartini.

Usai mendengar jawaban Ketua DPRD Kota Binjai, massa aksi pun melakukan pembakaran ban. Terakhir mahasiswa dan masyarakat membubarkan diri dengan kondusif.

 

 

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved