Sumut Terkini
Pak Ogah Menjamur di Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa, Satlantas Buka Suara
Jumlah pengatur jalan atau yang sering disebut Pak Ogah saat ini semakin "menjamur" di kawasan Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa.
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Jumlah pengatur jalan atau yang sering disebut Pak Ogah saat ini semakin "menjamur" di kawasan Simpang Kayu Besar Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Atas hal ini kinerja kepolisian khususnya dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Deli Serdang pun ikut disorot masyarakat. Sebab lebih sering terlihat keberadaan pak ogah mengatur lalulintas dibanding polisi karena dari pagi sampai tengah malam.
Informasi yang dikumpulkan untuk di Simpang Kayu Besar keberadaan para Pak Ogah tersebar di 3 titik. Untuk yang pertama berada di putaran arah balik depan Masjid Ubudiyah Aulawiyah. Kedua berada di perempatan Jalan Sultan Serdang-Limau Manis dan ketiga di area mau masuk ke pintu tol Tanjung Morawa depan pos Lantas dan Polsek Tanjung Morawa.
Selain itu tiga titik tersebut juga masih dekat dengan kantor Polisi Jalan Raya yang berada di depan lapangan garuda. Karena banyaknya jumlah pak ogah saat ini beberapa kali terjadi keributan antara mereka dengan pengendara mobil. Bahkan keributan nyaris sampai baku hantam. Apa yang terjadi juga berulang kali viral di media sosial karena sempat diabadikan atau divideokan oleh warga.
Kanit Patroli Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan, dan Patroli (Turjawali) Satlantas Polresta Deli Serdang, Iptu SL Naibaho yang dikonfirmasi terkait hal ini mengakui cekcok antara pengendara dan pak ogah sempat terjadi. Disebut dalam hal ini Polsek Tanjung Morawa sudah melakukan tindaklanjut dan mengumpulkan pak ogah.
"Minggu lalu itu (kejadian keributan yang viral di media sosial). Pak Ogahnya udah dikumpulin sama Polsek ada 17 orang itu. Selain orang sini ya ada juga orang luar, campur lah," ujar SL Naibaho, Jumat (14/11/2025).
Naibaho mengaku apa yang dilakukan Pak Ogah terhadap pengendara bisa mengandung pungli. Hal itu apabila dilakukan dengan meminta langsung. Sepengetahuannya selama ini pak ogah juga tidak melakukan pemaksaan. Hal ini lantaran mereka juga sudah membuat perjanjian dengan pihak Polsek.
"Kita lantas bukan nggak bisa disitu, kan nggak mungkin juga kita tiap jam,tiap menit dan tiap detik di situ, namanya kita manusia. Kalau kita lihat memang macet total baru kita laksanakan pengaturan semua. Kalau malam nggak ada mobil dan truk yang mogok lancar-lancar ajanya di situ (simpang kayu besar)," kata SL Naibaho.
Naibaho menyebut bukan saat situasi macet total saja mereka turun, disaat terjadi banjir di kawasan tersebut pihaknya juga langsung turun untuk mengatur lalulintas. Ia sadar karena keberadaan pak ogah mereka kemudian mendapat kritikan khususnya dari netizen yang melihat video-video keberadaan pak ogah.
"Waktu begini dikritik, waktu banjir itu kemana masyarakat dan netizen itu, gak muji muji polisi. Sering juga kami komunikasi sama mereka. Kami panggil dan kami kasih rompi. Kami sampaikan jangan minta minta, kalau dikasih terima itu rezeki kalian tapi jangan buat keributan," sebut SL Naibaho.
Ia menyebut bagi-bagi rompi sengaja dilakukan agar pak ogah bisa terlihat tertib. Selain itu dengan memakai rompi maka akan hilang pandangan sebagai preman. "Sering aku bagi rompi supaya jangan kayak preman nampaknya. Kalau dikasih rompi kan cantik dilihat beda sama baju preman kelihatan lebih gadel dan macam preman betul," katanya.
Dari pengamatan yang dilihat www.tribun-medan.com setiap video keributan antara pengendara dengan pak ogah di kawasan ini viral terjadi pro dan kontra di media sosial. Sebagian ada yang menyarankan agar pak ogah tidak diberi uang agar tidak kebiasaan. Namun demikian ada juga yang merasa dengan keberadaan mereka kemacetan bisa lebih diminimalisir karena tidak semuanya juga ada yang memaksa untuk meminta uang setelah mengatur lalu lintas khususnya untuk di jalur putar arah.
(dra/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Ribuan Siswa Padati Stadion Madya Atletik Sumut jelang Pembukaan SEA Youth Athletics 2025 |
|
|---|
| Pemkab Humbahas Bakal Terapkan Presensi Online SIMPEGNAS BKN |
|
|---|
| Bupati Tapteng Cabut Sawit di Hutan Sitahuis, Masinton: Jenis Tanamannya Dilarang |
|
|---|
| Tanam Kentang Bersama Bumdes Sipalakki Makmur, Bupati Oloan: Ikut Tingkatkan Ketahanan Pangan |
|
|---|
| Keluarga dan Tetangga Tunggu Kedatangan WNI Asal Langkat yang Meninggal Dunia di Kamboja |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Tiga-orang-pak-ogah-yang-juga-memakai-rompi-mengatur-lalulintas-di-depan-pintu-tol-Tanjung.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.