Amerika Serikat Shutdown
Amerika Serikat Resmi Shutdown, Apa Arti dan Dampaknya Bagi Indonesia?
Shutdown pemerintah Amerika Serikat adalah kondisi saat sebagian besar lembaga pemerintahan federal berhenti beroperasi.
Presiden Ronald Reagan mengalami shutdown paling banyak, yakni sebanyak 8 kali selama masa jabatannya dari 1981 hingga 1989.
Penutupan pemerintah yang paling lama terjadi pada akhir tahun 2018 sampai awal 2019, selama 35 hari, di masa pemerintahan Presiden Donald Trump.
Sebelum itu, shutdown panjang lainnya terjadi pada masa Presiden Bill Clinton dan Barack Obama.
Jadi, dalam hampir 50 tahun terakhir, shutdown telah terjadi 21 kali dengan durasi yang bervariasi dari hari hingga lebih dari sebulan, sebagai akibat kebuntuan politik dan ketidaksepakatan soal anggaran di Kongres AS.
Baca juga: Alasan Anthony Lee Mahasiswa Nekat Gugat Presiden Prabowo dan Kapolri Rp2,4 Triliun
Dampaknya bagi Indonesia
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menuturkan bahwa penutupan pemerintahan AS biasanya hanya memengaruhi layanan non-esensial.
Bima dikenal sebagai pengamat ekonomi yang aktif memberikan analisis makroekonomi dan kebijakan publik di berbagai media serta menulis beragam opini.
Menurutnya, kondisi shutdown AS kali ini berbeda karena terjadi di tengah pelemahan ekonomi global.
Baca juga: Pemprov Berlakukan Pemutihan dan Diskon PKB , Berlaku Mulai Hari Ini
"Perang dagang belum selesai. Dampaknya selain ke persepsi investor mencari aset yang aman seperti emas, tapi juga ke permintaan domestik AS," jelas Bhima, Rabu (1/10/2025) dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan, kinerja ekspor Indonesia ke depan diprediksi akan menghadapi tantangan lebih berat.
Langkah yang Bisa Dilakukan Masyarakat Indonesia
Bhima memberikan empat langkah antisipasi bagi masyarakat Indonesia di tengah kabar shutdown AS:
- Tidak panik. Shutdown sudah pernah terjadi dan sifatnya sementara.
- Simpan uang tunai. Dana darurat diperlukan untuk berjaga-jaga, misalnya jika terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). "Cash still the king yang berarti uang tunai untuk dana darurat masih relevan," ujarnya.
- Kurangi ketergantungan impor. Mengutamakan produk lokal bisa menjadi solusi.
- Hemat konsumsi. Tidak boros pada produk sekunder dan tersier.
Bima mengatakan masyarakat perlu memilah barang yang akan dibeli. "Fokus saja pada bahan kebutuhan pokok," tutup Bhima.(tribun-medan.com)
Sebahagian tulisan ini telah tayang di Kompas.com berjudul Amerika Serikat Resmi Shutdown, Bagaimana Imbasnya ke Indonesia?
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.