Berita Internasional
Mempelai Pria Tak Hadir di Pernikahan, Pengantin Wanita Berakhir Duduk di Pelaminan Seorang Diri
Seorang wanita di Provinsi Kalasin, Thailand, mengalami kejadian memilukan setelah ditinggalkan calon suaminya di hari pernikahan.
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita di Provinsi Kalasin, Thailand, mengalami kejadian memilukan setelah ditinggalkan calon suaminya di hari pernikahan.
Kasus ini terjadi pada 18 Juni 2022 dan menjadi sorotan setelah unggahan foto pernikahan tanpa pengantin pria viral di media sosial.
Dikutip dari Sanook.com Minggu (2/11/2025), seorang pengguna Facebook memposting foto pernikahan.
“Kasihan kakak saya, sudah menyiapkan pernikahan tapi pengantin pria tidak datang. Biasanya hanya melihat orang lain, tak menyangka terjadi di keluarga sendiri,” isi keterangan dalam unggahan itu.
Tak lama kemudian, akun lain yang mengaku sebagai pengantin wanita di foto tersebut, Tharanrat Chainamn atau Pam berkomentar.
“Biasanya cuma lihat di berita, sekarang terjadi pada diri sendiri. Sakitnya luar biasa,” tulisnya.
Wartawan kemudian menelusuri kebenaran cerita itu dan menemui Nong Pam atau Tharanrat Chainamn, 33 tahun, warga Desa No Thieng, Kecamatan Namon, Provinsi Kalasin. Ia membenarkan bahwa foto yang tersebar adalah foto pernikahannya yang berlangsung tanpa kehadiran pengantin pria.
Tharanrat mengungkapkan bahwa calon suaminya tidak datang ke acara pernikahan karena uang mahar tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya saat lamaran dan pertunangan.
Ia menjelaskan, dirinya dan calon suaminya merupakan warga desa yang sama dan bertemu di Bangkok sekitar dua tahun lalu. Mereka kemudian bertunangan pada 2 Januari 2022 dengan kesepakatan mahar sebesar 149.999 baht dan emas seberat 2 baht, di mana 1 baht sudah diberikan saat pertunangan.
Rencana pernikahan awalnya dijadwalkan pada 26 Mei 2022, namun karena beberapa anggota keluarga terkena COVID-19, acara diundur ke 18 Juni 2022.
Sebelum hari pernikahan, pihak perempuan telah mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari kamar pengantin, tempat acara, cendera mata, hiburan musik, hingga hidangan pesta besar dengan biaya sekitar 160.000 baht.
Menurut Tharanrat, selama masa persiapan ia kerap menanyakan kesiapan uang mahar dan emas kepada calon suaminya, dan selalu dijawab bahwa semuanya sudah siap dan lengkap.
Namun, pada pagi hari menjelang pernikahan, salah satu kerabat pihak laki-laki datang menemui orang tua Tharanrat dan mengatakan bahwa uang mahar tidak mencukupi, mereka hanya berhasil mengumpulkan 15.000 baht.
Mendengar hal itu, Tharanrat dan keluarganya merasa sangat terpukul. Keluarga besar pun berunding dan memutuskan bahwa jika uang mahar tidak sesuai, maka acara pernikahan tidak perlu dilanjutkan.
“Ketika tiba waktu baik pukul 09.09 pagi untuk memulai upacara, saya yang sudah mengenakan pakaian pengantin akhirnya tetap mengikuti upacara su khwan bai sri sendiri, seperti pernikahan adat biasa, tetapi tanpa pengantin pria,” tuturnya dengan suara bergetar.
Ia menambahkan bahwa momen yang seharusnya menjadi upacara pernikahan penuh kebahagiaan berubah menjadi ritual penghiburan diri di tengah kekecewaan mendalam.
Setelah kejadian itu, calon suaminya tidak pernah lagi menghubungi dirinya, dan hubungan mereka dinyatakan benar-benar berakhir.
Tharanrat kemudian melapor ke Kantor Polisi Namon. Namun, pihak kepolisian hanya mencatat kejadian tersebut sebagai laporan resmi dan menyarankan kedua pihak untuk menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
Keluarga Tharanrat kini menuntut agar pihak calon pengantin pria mengganti biaya persiapan pernikahan yang telah dikeluarkan.
Ketika wartawan menghubungi Piyarach, 35 tahun, atau Hack, calon pengantin pria yang kini bekerja di Bangkok, ia menjelaskan bahwa dirinya tidak datang ke upacara karena pihak keluarga perempuan menaikkan jumlah mahar secara sepihak.
Ia mengatakan, semula kedua belah pihak telah sepakat dengan mahar sebesar 149.999 baht dan emas 2 baht, tetapi menjelang hari pernikahan, keluarga calon istrinya meminta tambahan hingga menjadi 200.000 baht, serta menyatakan jika jumlah tersebut tidak terpenuhi maka acara dibatalkan.
Karena ia hanya menyiapkan uang sesuai kesepakatan awal, Piyarach memutuskan untuk tidak datang ke acara. Ia menambahkan bahwa keluarganya juga telah menyiapkan acara dan mengeluarkan biaya sendiri.
“Saya juga sedih. Tidak ada yang menginginkan hal seperti ini terjadi, tetapi saya rasa hubungan kami sudah berakhir,” ujar Piyarach menutup pembicaraan.
(cr31/tribun-medan.com)
| Kepergok Bawa Pria Lain ke Dalam Kamar, Wanita ini Bersikap Santai dan Pilih Ceraikan Suaminya |
|
|---|
| Pengantin Wanita Tertekan karena Keluarga Suami Kritik Gaun Pernikahan, Pilih Akhiri Hidup |
|
|---|
| Pengantin Pria Batalkan Pernikahan, Kesal Keluarga Calon Istri Telat Sediakan Makanan |
|
|---|
| Pasutri Gelar Pesta Perceraian, Kembalikan Amplop Pernikahan ke Tamu yang Hadir |
|
|---|
| Matthew Pelajar SMP di Kota Binjai Wakili Indonesia pada Ajang IJSO di Rusia, Gubsu: Saya Bangga |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.