Berita Internasional

Suami Kaget Temukan Pasangan Asing Tidur di Ranjangnya, Respons Istrinya Bikin Emosi

Viral kisah seorang pria bernama Li, rumah tangganya yang telah berjalan delapan tahun tiba-tiba terusik akibat perbuatan sang istri.

KOMPAS.COM
RUMAH TANGGA: Ilustrasi suami syok. Baru pulang kerja, pria ini syok temukan pasangan asing tidur DI kamarnya. Saat bertanya pada sang istri, responnya malah membuat sang suami emosi. 

TRIBUN-MEDAN.com - Viral kisah seorang pria bernama Li, rumah tangganya yang telah berjalan delapan tahun tiba-tiba terusik akibat perbuatan sang istri.

Semua bermula saat Li pulang kerja dan mendapati pasangan asing tengah tidur pulas di atas ranjang yang biasa ia gunakan bersama istrinya.

Dikutip dari Eva.vn Rabu (12/11/2025), hari itu Li pulang seperti biasa setelah bekerja. Namun, begitu membuka pintu rumah, ia langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres.

Ruang tamu gelap gulita, sementara pintu kamar tidur tampak tertutup rapat. Penasaran, Li melangkah pelan dan mengintip ke dalam. Pemandangan yang ia lihat seketika membuat darahnya mendidih.

Di atas ranjang mereka, tampak sepasang pria dan wanita asing sedang tidur. Lebih mengejutkan lagi, pria tersebut belum tertidur dan malah dengan santainya melambaikan tangan sambil berkata “Hello” kepada Li.

Tak bisa menahan emosi, Li segera menuju dapur mencari istrinya untuk meminta penjelasan.

Namun, bukannya mendapat rasa bersalah, istrinya justru bereaksi dingin dan tenang. Sambil tetap memasak, sang istri malah meminta suaminya memelankan suaranya.

“Pelankan suaramu, jangan berisik. Mereka tamu aku, sedang beristirahat,” ucap sang istri.

Li yang tak percaya dengan apa yang didengarnya, langsung bertanya mengapa tamu itu tidak tidur di kamar tamu, melainkan di kamar utama milik mereka berdua.

Jawaban sang istri justru semakin membuatnya terkejut.

“Sprei kamar tamu belum diganti. Susah-susah mereka datang, masa nggak boleh tidur di ranjang kita? Lagipula, ranjang ini kan besar, cuma semalam saja,” ujarnya santai.

Ucapan itu membuat Li benar-benar kehilangan kata-kata. Ia merasa rumahnya sudah tak lagi menjadi miliknya, bahkan ruang pribadi mereka pun berubah seperti penginapan umum. Perasaan itu membuatnya muak hingga akhirnya memutuskan untuk tidur di mobil malam itu.

Kepada media, Li mengaku sudah tak nyaman menempati kamar tersebut, khususnya ranjang yang biasa ia tiduri.

“Setiap kali masuk rumah, rasanya jijik. Melihat ranjang itu saja sudah membuat aku ingat mereka. Aku benar-benar tidak tahan,” ungkapnya.

Sementara itu, sang istri justru menilai suaminya terlalu membesar-besarkan masalah. Ia merasa Li tidak punya empati dan terlalu kaku.

“Jangan cuma salahkan aku! Kamu pikir kamu bersih? Baju tiga minggu nggak dicuci, pulang kerja cuma main ponsel dan game, urusan rumah nggak pernah bantu. Dua anak aku urus sendiri!” kata sang istri dengan nada kesal.

Ketika keduanya dimediasi, berbagai masalah rumah tangga yang selama ini tersembunyi akhirnya terungkap.

Sang istri menangis dan mengaku selama ini merasa sendirian menanggung semua beban keluarga. Ia juga menuding suaminya kerap bersikap kasar, tidak peduli pada keluarga, dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk diri sendiri.

“Aku sengaja tidak bilang soal teman datang menginap. Aku cuma ingin dia merasakan sedikit rasa sakit yang aku rasakan selama ini,” ucap sang istri sambil menangis.

Li pun akhirnya mengakui kesalahannya. Ia membenarkan bahwa dirinya memang sering marah dan bahkan beberapa kali bersikap kasar karena kesal istrinya sering pulang larut setelah pergi bersama teman-temannya.

Ia juga mengaku jarang membantu pekerjaan rumah dan tak memberikan kontribusi finansial besar.

Dari pengakuan keduanya, terungkap bahwa perbuatan sang istri sebenarnya merupakan bentuk pelampiasan dari perasaan tertekan dan tidak dihargai.

Ia sengaja membiarkan teman dekat dan pacar temannya tidur di ranjang utama sebagai bentuk protes ekstrem terhadap sikap suaminya.

Kisah ini kemudian menyebar luas di media sosial Tiongkok dan menjadi bahan perdebatan publik. Banyak warganet yang membela Li, menyebut tindakan sang istri telah melanggar batas paling mendasar dalam sebuah pernikahan.

Namun, sebagian lainnya justru bersimpati pada istri, menganggap tindakannya lahir dari tekanan batin dan rasa frustrasi setelah lama memikul beban rumah tangga sendirian.

Meski demikian, banyak juga yang menilai keduanya sama-sama bersalah. Suami dinilai lalai dan tidak bertanggung jawab, sementara istri dianggap melampaui batas kewajaran. Para pakar psikologi keluarga menilai, kasus ini mencerminkan persoalan klasik dalam rumah tangga modern, kurangnya komunikasi, saling menghargai, dan empati.

Setelah proses mediasi, sang istri akhirnya menyadari kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Ia juga berkomitmen untuk menjaga batasan dalam hubungan mereka. Li pun berjanji akan berubah, lebih peduli pada keluarga, dan berhenti bersikap kasar.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved