Berita Internasional
Pamer Kekasihnya yang Hamil di Ruang Sidang, Mantan Suami Syok setelah Dengar Balasan Mantan Istri
Sebuah kejadian di ruang sidang perceraian menjadi sorotan setelah seorang perempuan mengungkapkan pengalamannya ketika bertemu eks suami .
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Sebuah kejadian di ruang sidang perceraian menjadi sorotan setelah seorang perempuan mengungkapkan pengalamannya ketika bertemu mantan suami bersama calon istrinya yang sedang hamil.
Peristiwa tersebut terjadi saat sidang perceraian memasuki tahap penandatanganan berkas dimana mantan suami memamerkan kabar kehamilan calon istrinya.
Kejadian itu membuat keluarga perempuan yang mendampinginya terdiam setelah mendengar satu kalimat yang disampaikan sang istri sah.
Dikutip dari Eva.vn Senin (17/11/2025), menurut penuturan perempuan tersebut, ia datang ke ruang mediasi dengan keyakinan bahwa dirinya sudah cukup kuat untuk menghadapi proses akhir pernikahannya.
Selama tiga bulan sebelum persidangan, ia telah membulatkan tekad untuk mengakhiri rumah tangga tanpa drama dan tanpa bergantung pada kenangan masa lalu.
Namun saat pintu ruang sidang terbuka, ia melihat mantan suami hadir bersama seorang perempuan lain yang perutnya tampak sedikit menonjol.
Orangtua dari perempuan itu juga hadir dan memperlihatkan raut wajah bangga.
Di hadapan para pihak, mantan suaminya kemudian dengan lantang menyatakan bahwa calon istrinya sedang mengandung.
Ia juga menyebut ingin agar proses perceraian selesai dengan cepat agar dapat segera melaksanakan acara lamaran.
Pernyataan itu disambut tawa bahagia dari keluarga pihak perempuan, sementara calon istri mantan suaminya tampak dengan sengaja menonjolkan perut sebagai bentuk kebanggaan.
Meski demikian, di balik sikap tenang sang istri sah, terdapat fakta bahwa dirinya juga sedang mengandung. Ia menyembunyikan hal tersebut di balik pakaian yang longgar dan belum berani mengungkapkan kondisi itu kepada siapa pun, termasuk suaminya.
Kehamilan tersebut baru ia ketahui dua minggu sebelum penandatanganan dokumen perceraian.
Perempuan itu menjelaskan bahwa rumah tangganya berakhir karena keluarga mantan suami terlalu menekan dirinya terkait isu kehamilan.
Setelah tiga tahun menikah tanpa dikaruniai anak, berbagai komentar bernada merendahkan diarahkan kepadanya.
Sementara mantan suaminya yang semula ia harapkan menjadi pelindung, justru menjauh dan menjalin hubungan dengan perempuan lain sebelum perceraian selesai.
Alasan perceraian yang diberikan mantan suami disebut sangat sederhana, yakni kebutuhan untuk memiliki keluarga dengan suara anak-anak.
Ia menyatakan bahwa istrinya tidak bersala namun dianggap tidak cocok karena belum memiliki keturunan.
Situasi memanas ketika menjelang penandatanganan dokumen perceraian, mantan suami kembali melayangkan komentar yang dianggap merendahkan dengan menyatakan bahwa istrinya mungkin bisa memiliki anak jika menikah dengan orang lain lebih cepat. Komentar tersebut akhirnya dibalas dengan satu kalimat yang menjadi titik balik suasana ruang sidang.
Perempuan itu berkata agar mantan suaminya melakukan tes DNA setelah anak calon istrinya lahir. Ucapan tersebut langsung membuat ruangan hening.
Calon istri mantan suaminya disebut pucat, sementara ibunya menunjukkan raut curiga.
Mantan suaminya pun tergagap dan meminta klarifikasi, yang kemudian dibalas sang perempuan dengan komentar singkat tentang sensitivitas perempuan hamil, khususnya jika waktu kehamilan berdekatan dengan beberapa hal di masa lalu.
Setelah menandatangani dokumen perceraian, perempuan itu menyatakan tidak lagi merasakan sakit seperti sebelumnya.
Ia menyadari bahwa dirinya kini harus melindungi sesuatu yang lebih besar, yaitu janin yang sedang berkembang dalam kandungannya.
Ia memilih untuk tidak memberi tahu mantan suami mengenai kehamilannya, karena khawatir akan kembali terjebak dalam lingkungan rumah tangga yang hanya menjadikannya mesin melahirkan.
Usai kembali ke tempat tinggalnya, ia menerima pesan dari ibu calon istri mantan suaminya yang mempertanyakan ucapannya di pengadilan.
Namun ia menegaskan bahwa tidak memiliki niat merusak rencana pernikahan mereka, melainkan mengingatkan agar pihak tersebut menimbang kembali sikap dan tindakan mereka.
Beberapa hari kemudian, ia mendengar kabar bahwa acara pernikahan mantan suaminya ditunda.
Meski demikian, ia mengaku tidak lagi memedulikan kabar tersebut dan memilih fokus pada kesehatan kehamilan serta persiapan menjadi seorang ibu.
Perempuan itu menegaskan bahwa kehamilan yang dialaminya saat ini merupakan pengingat bahwa nilai seorang perempuan tidak dapat ditentukan oleh kemampuan melahirkan semata.
Ia berharap kisahnya dapat menjadi dukungan moral bagi perempuan lain yang mengalami kondisi kehamilan dalam situasi sulit.
Menurutnya, kehadiran seorang anak adalah anugerah yang datang pada waktu yang tepat, dan menjadi penanda bahwa setiap perempuan layak mendapat ketenangan serta perlakuan yang lebih baik.
(cr31/tribun-medan.com)
| Mantan Pacar Istri Beri Hadiah Emas dan Nyanyi di Pernikahan, Pengantin Pria Murka |
|
|---|
| Suami Ceraikan Istri Hamil seusai Reuni, Curiga Anak Mirip Mantan, Menyesal setelah Tahu Faktanya |
|
|---|
| Viral Kedua Mempelai Bertengkar Hebat di Atas Panggung, Saling Pukul hingga Menampar di Hadapan Tamu |
|
|---|
| Baru Kehilangan Janin, Wanita Ini Syok Dapat Pesan dari Selingkuhan Suami Mengaku Hamil Enam Minggu |
|
|---|
| Mertua Sering Jelekkan Menantu dan Desak Cerai, Kini Syok Suami Sendiri Punya Istri Baru |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ilustrasi-perceraian_Suami-ceraikan-istri-demi-menikah_.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.