Selama Lima Tahun, Jumlah Guru Besar USU Melonjak Dua Kali Lipat 

Guru besar sangat diperlukan untuk mendampingi agar lebih banyak dosen berani menekuni riset sebagai leader,” katanya.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Eti Wahyuni
DOK USU
Para dosen yang dikukuhkan sebagai guru besar Universitas Sumatera Utara (USU) mengikuti prosesi Sidang Terbuka Senat Akademik di Gelanggang Mahasiswa USU, Medan, Senin (8/9/2025). USU kini mencatat total 208 guru besar aktif, dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Universitas Sumatra Utara (USU) sedang berada di jalur akselerasi akademik. Kampus terbesar di Sumut itu resmi menambah kembali enam guru besar baru, membuat jumlah profesor aktifnya kini menembus 208 orang, Senin (8/9).

Angka ini melonjak dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu, ketika USU hanya memiliki 103 guru besar.
Rektor USU, Prof Dr Muryanto Amin, SSos, MSi, menyebut, capaian ini bukan sekadar hitungan statistik. 

“Lima tahun terakhir jumlah guru besar kita meningkat signifikan. Pencapaian ini menegaskan komitmen USU memperkuat Tridarma, khususnya riset dan inovasi,” ujarnya dalam Sidang Terbuka Senat Akademik di Gelanggang Mahasiswa.

Enam profesor yang baru dikukuhkan adalah Prof Ir Aulia Ishak, ST, MT, PhD (Fakultas Teknik), Prof. Riswanti Sigalingging, STP, MSi, PhD (Fakultas Pertanian), Prof Dr Sutarman, MSc (Fakultas Matematika dan IPA), Prof Dr Mariani Br Sembiring, SP, MP (Fakultas Pertanian), Prof Dr Sumaiyah, SSi, MSi, Apt (Fakultas Farmasi), dan Prof Dr Ir Luhut Sihombing, MP (Fakultas Pertanian).

Muryanto menekankan, profesor bukan hanya jabatan puncak, tetapi motor penggerak yang menentukan daya saing kampus di level nasional mau pun internasional. 

Baca juga: Guru Besar Universitas Sebelas Maret jadi Saksi Korupsi Proyek Mantan Bupati Langkat

Dari 1.797 dosen USU, sebanyak 59 persen pernah menjadi ketua penelitian. Namun sisanya belum pernah memimpin riset.

“Guru besar sangat diperlukan untuk mendampingi agar lebih banyak dosen berani menekuni riset sebagai leader,” katanya.

Bidang riset yang paling banyak diminati civitas akademika USU adalah Environmental Science, diikuti Farmasi, Ilmu Sosial, serta Pertanian dan Biologi. Tapi Rektor mengingatkan, penelitian tidak boleh berhenti di publikasi semata. 

“Riset akan memberi dampak pertumbuhan ekonomi jika dilakukan konsisten dan sesuai kebutuhan masyarakat atau industri,” ujarnya.

Meski lebih dari separuh dosen sudah menulis di jurnal terindeks Scopus, tantangan tetap besar. Banyak yang belum menjadi penulis utama. 

“Kita harus bekerja keras untuk mendorong dosen yang belum menjadi penulis utama dan yang belum punya akun Scopus untuk memperbaiki kinerja risetnya melalui kolaborasi,” tegasnya.

Muryanto menutup pidatonya dengan ambisi besar, menjadikan USU sebagai pusat inovasi dan masuk jajaran 500 besar perguruan tinggi dunia versi QS WUR dan THE WUR. 

“Kita akan terus menambah jumlah guru besar dan memperkuat infrastruktur pembelajaran agar USU relevan, unggul, bermanfaat, dan setara dengan kampus kelas dunia,” pungkasnya.

 

 

 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved