Breaking News

Lakalantas Bus Rombongan Karateka Sumut

Ibu Atlet Karate Dhijey Ungkap Awal Mula Tahu Anaknya Tewas dalam Lakalantas di Padang Pariaman

Elfiza Fantana berusaha tegar meskipun air mata terus mengalir saat menceritakan kejadian yang merenggut nyawa putranya.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
LAKALANTAS MAUT: Muhammad Dhijey Lexsie ketika mengikuti Kejuaraan 11th Southeast Asian Karate Federation Championship (SEAKF) Bangkok-Thailand 2024. Dhijey menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan maut yang menimpa bus rombongan atlet karate Sumut di Padang. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Elfiza Fantana berusaha tegar meskipun air mata terus mengalir saat menceritakan kejadian yang merenggut nyawa putranya, Muhammad Dhijey Lexsie

Putra keduanya tersebut menghembuskan nafas terakhir dalam kecelakaan maut yang dialami bus rombongan atlet Karate Sumut di Ruas Jalan Exit Tol Padang-Sicincin Kapalo Hilalang, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat,Minggu (7/9/2025). 

Kejadian itu terjadi setelah putranya bersama rombongan atlet karate Sumut hendak kembali ke Medan setelah mengikuti Kejuaraan Road to National & Internasional Shukaido Karate Open Series 1 Tahun 2025 yang berlangsung di GOR Universitas Negeri Padang pada 5-7 September. 

Tak ayal, kejadian itu sendiri kemudian merenggut nyawa Muhammad Dhijey Lexsie seketika di tempat kejadian.

Elfiza pun mendapat kabar musibah itu pada Senin (8/9) dini hari dari pelatih dan teman-teman korban. 

"Saya dapat kabar tadi malam jam 12 dari pelatih Sensei Nico, terus dari temannya Dhijey. Cuman, saya positifnya Dhijey meninggal dapat info dari temannya, mereka baru mengaku jam 3 an," ungkap ibu Muhammad Dhijey Lexsie, Elfiza Fantana ketika ditemui Tribun Medan, di rumah duka Senin (8/9/2025). 

Bahkan, Elfiza mengatakan bahwa putra pertamanya Juan Lexsie juga turut dalam kecelakaan maut yang melibatkan rombongan bus atlet Karate Sumut tersebut.

Namun, Juan Lexsie berhasil selamat meski mengalami luka ringan. 

"Abangnya ikut juga disana, tapi abangnya gak sanggup ngabari, kan handphone tinggal di bus, mereka dilarikan ke rumah sakit semua," katanya. 

Disisi lain, awal mendapatkan kabar kecelakaan tersebut, sebenarnya Elfiza belum berfirasat putranya akan tewas.

Karena saat itu, baik pelatih maupun teman-teman korban tidak jujur dalam menyampaikan kondisi Dhijey.

Hingga akhirnya, Elfiza memaksa teman-teman Dhijey untuk buka suara, dan jujur. 

"Saya awalnya masih berpikir positif, tapi temannya saya suruh jujur aja, rupanya ternyata meninggal," tutur Elfiza seraya mentikan air mata. 

Setelah mendapat kepastian putra keduanya telah tiada, Elfiza mengaku sangat syok. Bahkan, ia seperti tak menyangka putra keduanya tersebut meninggal dunia secepat itu. 

"Saya tidak bisa apa-apa, gak bisa nangis, kayak mimpi, seperti tidak betul, karena dia anak yang baik," pungkasnya. 

(Cr29/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved