Simalungun Terkini

Pemkab Simalungun Minta PT TPL dan Masyarakat Sihaporas Turunkan Tensi Pascabentrok

Pemerintah Kabupaten Simalungun meminta PT TPL dan Masyarakat Adat Sihaporas untuk menurunkan tensi pascabentrok.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ALIJA MAGHRIBI
REMBUK DAMAI: Rembuk damai yang difasilitasi Pemkab Simalungun bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Rabu (24/9/2025) - TRIBUN-MEDAN - ALIJA MAGHRIBI 

TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Pemerintah Kabupaten Simalungun meminta PT TPL dan Masyarakat Adat Sihaporas untuk menurunkan tensi pascabentrok yang terjadi pada Senin (22/9/2025). Sebagaimana diketahui, lebih dari 30 orang mengalami luka-luka dari kedua pihak yang bertikai. 

Dalam rembuk damai yang difasilitasi Pemkab Simalungun bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Rabu (24/9/2025) hari ini, Wakil Bupati Benny Gusman Sinaga menyampaikan bahwa rapat ini merupakan tahap awal dalam mencari solusi yang adil. 

"Rapat koordinasi ini merupakan upaya pemerintah dalam memfasilitasi keutuhan sosial di masyarakat. Kita semua harus mampu memberikan langkah-langkah kongkret. Bahwa konflik lahan bukan hanya sebatas hak, tapi memiliki sejarah," kata Benny.

Benny menyampaikan bahwa koordinasi dengan pemerintah atasan adalah hal yang harus dilakukan pemerintah daerah. Sembari menuju ke tahap tersebut, ia meminta PT TPL, masyarakat adat Lamtoras-Sihaporas dan Tetua Adat dari Etnis Simalungun untuk terus bersabar dan menjaga perdamaian. 

"Perlu pengendalian tensi supaya keadaan dan suasana di Simalungun tetap damai aman dan tidak ada tindakan-tindakan destruktif," kata Benny. 

Kapolres Simalungun, AKBP Marganda Aritonang pun demikian. Ia tidak ingin kasus susulan yang mengakibatkan kembalj jatuhnya korban. Ia menyebu bahwa polisi membutuhkan partisipasi semua pihak untuk menciptakan iklim yang kondusif. 

"Kami minta semua pihak harus sabar menjalani tahap demi tahap untuk mendapatkan keputusan. Semua pendapat harus dihargai dalam bermasyarakat dan bernegara. Saya berharap pemerintah kabupaten Simalungun untuk memberikan langkah dan memutuskan agar mengakhiri konflik seluruhnya," kata Marganda. 

"Kita warga Simalungun harus jadi masyarakat yang beradab, menjaga perdamaian dan bersabar diri untuk tidak melakukan kekerasan. Semua pihak harus menjadikan ini sebagai dasar pemikiran," pungkasnya. 

Dalam pertemuan ini, terjadi banjir argumentasi dari masyarakat adat Lamtoras-Sihaporas dengan Tetua Adat Simalungun yang tergabung dalam Partuha Maujana Simalungun

(al/tribun-medan.com) 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved