Sosok

Sri Bunga Sirait, Mahasiswi USU yang Tetap Menjaga Nyala Musik Melayu

Di tengah arus musik modern yang deras dan budaya digital yang kian cepat, seorang gadis muda dari Tanjungbalai, Sumatera Utara.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
PENYANYI MELAYU: Sri Bunga Sirait, mahasiswi Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara (USU) sekaligus penyanyi muda asal Tanjungbalai yang konsisten melestarikan musik Melayu dengan sentuhan modern. Ia memadukan gaya lembut dan anggun, selaras dengan karakter musik yang menjadi jati dirinya. 

“Saya ingin memahami akar musik Melayu secara akademis, supaya bisa melestarikannya dengan lebih tepat dan kontekstual,” ungkapnya.

Meski sibuk kuliah, ia tetap aktif menerima undangan tampil di berbagai acara. Namun, Bunga disiplin dalam mengatur waktu. 

“Biasanya saya ambil job di hari Sabtu dan Minggu saja. Tapi kalau ada yang penting banget di hari kerja, saya pilih yang prioritas,” katanya mantap.

Bagi Bunga, musik bukan sekadar kesenangan, tapi juga bentuk kemandirian finansial. Ia belajar mencari penghasilan sendiri lewat panggung dan produksi musik tanpa meninggalkan tanggung jawab kuliah.

Musik Melayu Bukan Sekadar “Lagu Orang Tua”

Menjadi penyanyi Melayu di usia muda tidak selalu mudah. Bunga sering menerima komentar bahwa musik pilihannya “terlalu tua.” Namun, ia tak gentar. “Pernah ditanya, ‘Kenapa sih suka lagu orang tua?’ Tapi saya ingin buktikan, musik Melayu bisa dikemas modern. Saya ingin bikin lagu Melayu dengan alat musik digital, biar anak muda juga bisa relate,” ujarnya bersemangat.

Ia yakin, selama dibawakan dengan hati dan inovasi, musik Melayu akan tetap punya tempat di hati pendengar. Dengan karakter suaranya yang khas dan aransemen kekinian, Bunga berhasil menghadirkan versi baru musik Melayu lebih segar, tapi tetap berakar.

Tak berhenti di panggung, Bunga juga aktif di berbagai platform media sosial. Ia rutin mengunggah cover lagu-lagu Melayu dan karya original di TikTok, Instagram, dan YouTube. 

Di sanalah ia menemukan banyak anak muda yang mulai tertarik kembali dengan musik Melayu setelah menonton penampilannya.

“Anak-anak sekarang kan dekat dengan dunia digital. Kalau musik Melayu mau bertahan, ya harus ikut masuk ke ruang digital itu,” katanya.

Bagi Bunga, media sosial bukan sekadar tempat promosi, tapi ruang edukasi budaya. Ia ingin menunjukkan bahwa Melayu bukanlah masa lalu, tapi warisan yang bisa terus tumbuh bersama zaman.

Bunga masih menyimpan banyak mimpi. Ia ingin suatu hari nanti menciptakan album penuh berisi lagu-lagu Melayu modern dengan aransemen khasnya sendiri. Ia juga bermimpi tampil di festival internasional, membawa nama Indonesia dan budaya Melayu ke panggung dunia.

“Musik Melayu itu identitas kita. Kalau bukan kita yang muda-muda ini yang jaga, siapa lagi?” katanya serius.

Lagu favoritnya antara lain karya Siti Nurhaliza, yang menurutnya menjadi sosok panutan dalam menjaga kekayaan budaya lewat musik. “Dari lirik, nada, sampai cengkoknya, semua pas banget. Saya juga pengin menciptakan lagu yang bisa seindah itu,” ujarnya penuh semangat.

Sri Bunga Sirait mungkin baru berusia 20 tahun, tapi langkahnya sudah menapaki panggung besar. Ia bukan sekadar penyanyi, melainkan simbol semangat generasi muda yang menolak lupa akan akar budayanya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved