Berita Internasional

Rela Resign demi Jadi Mantu Idaman, Wanita Malah Ditinggal Calon Suami yang Kabur setelah Lamaran

Seorang perempuan berusia 33 tahun ngaku ditinggalkan oleh pria yang berjanji akan menikahinya setelah menyerahkan uang muka pertunangan.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
CALON SUAMI KABUR: Ilustrasi wanita. Wanita ini rela berhenti kerja demi calon suami, tapi justru ditinggal setelah lamaran gegara mahar, Rabu (5/11/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang perempuan berusia 33 tahun ngaku ditinggalkan oleh pria yang berjanji akan menikahinya setelah menyerahkan uang muka pertunangan sebesar 2.000 baht.

Perempuan tersebut mengaku bukan hanya kehilangan kehormatan karena sudah berhubungan intim dengan pria itu, namun juga kehilangan muka di depan warga desa serta pekerjaan yang telah ia tinggalkan demi membantu keluarga calon suaminya.

Dikutip dari Sanook.com Rabu (5/11/2025), peristiwa ini terjadi pada 10 Oktober 2022 ketika seorang perempuan bernama Ning (nama samaran) meminta bantuan kepada wartawan agar kisahnya diberitakan.

Ning, berusia 33 tahun, menceritakan bahwa dirinya ditipu oleh seorang pria bernama Nong (nama samaran) yang juga berusia 33 tahun. Pria tampan dari desa lain itu awalnya mengaku serius ingin melamarnya, tetapi kemudian menghilang dan tidak bisa dihubungi.

Saat ditemui wartawan, Ning bersama ibunya menunjukkan sebuah surat perjanjian yang ditulis tangan. Dalam surat tersebut tertulis bahwa prosesi lamaran dan pertunangan antara pria dan wanita itu dilakukan pada 1 Oktober 2022, dengan kesepakatan mahar sebesar 50.000 baht serta emas 1 baht.

Pernikahan dijadwalkan berlangsung pada Februari 2023. Dokumen tersebut ditandatangani oleh enam orang saksi dari kedua belah pihak sebagai bukti kesepakatan.

Ning mengungkapkan bahwa ia mengenal Nong pada 26 September melalui seorang teman saat berkumpul minum. Ia baru saja patah hati, dan pertemuan itu membuat mereka menjadi dekat dengan cepat.

Ning mengaku bahwa dirinya kemudian berhubungan intim dengan calon suaminya itu, dan keduanya sepakat akan menikah.

Menurut Ning, Nong mengatakan bahwa ia akan segera membawa kedua orang tuanya untuk melamar. Pria itu bahkan meminta Ning keluar dari pekerjaannya dan tinggal di rumah keluarganya untuk membantu pekerjaan di sana.

Ning pun langsung mengundurkan diri dari pekerjaannya di sebuah pusat perbelanjaan dan pindah ke rumah keluarga pria tersebut.

Ia melakukan segala pekerjaan rumah, mencuci, membersihkan, dan berperan sebagai calon menantu seperti yang diharapkan.

Orang tua Ning kemudian memberikan saran agar hubungan tersebut disahkan secara adat melalui prosesi lamaran.

Pada 1 Oktober 2022, keluarga kedua belah pihak bertemu dan menyepakati akan menikahkan keduanya pada Februari tahun berikutnya dengan mahar yang telah ditentukan.

Dalam pertemuan itu, disepakati bahwa uang lamaran sebesar 10.000 baht akan dibayarkan di hari pertunangan. Namun, keluarga pihak laki-laki hanya membawa 2.000 baht, sehingga kesepakatan menjadi gagal dan kedua pihak kembali ke rumah masing-masing.

Ning mengaku sangat terpukul karena merasa dipermalukan dan ditinggalkan begitu saja. Ia mengatakan bahwa ia sangat mencintai pria tersebut dan telah merencanakan masa depan bersama, termasuk keinginan bekerja ke luar negeri setelah menikah untuk membangun kehidupan yang lebih baik.

Ia berharap pria tersebut kembali dan menikahinya seperti yang telah direncanakan. Namun, jika tidak, Ning meminta agar pria itu setidaknya menghubunginya untuk bertanggung jawab atas hubungan yang telah terjadi.

Menurut Ning, ia mengetahui bahwa pria itu kabur karena ditekan oleh kedua orang tuanya.

Sementara itu, ibu Ning mengaku bahwa keluarganya sangat bahagia ketika mengetahui bahwa putrinya akan segera menikah.

Ia mengatakan bahwa pada 1 Oktober, para tetua dari pihak laki-laki telah datang ke rumah untuk membicarakan pertunangan dan pernikahan. Bahkan, perangkat desa dan warga sekitar turut hadir sebagai saksi.

Kekecewaan terbesar bagi keluarga Ning terjadi ketika keluarga pria hanya menyerahkan 2.000 baht dari kesepakatan 10.000 baht untuk pertunangan. Menurut sang ibu, hal itu merupakan bentuk penghinaan.

Ia menambahkan bahwa setelah kejadian tersebut, keluarga pihak pria menyuruh anak laki-laki mereka kabur dan memutus komunikasi dengan Ning. Hal ini membuat keluarga Ning merasa malu di hadapan warga desa karena dianggap mempermalukan mereka.

Ibu Ning berharap keluarga pihak laki-laki segera menghubungi untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka yang telah merusak nama baik keluarga dan melukai putrinya.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved