Medan Terkini

Yayasan Gerakan Peduli Sungai Gelar Edukasi Kebencanaan di SMPN 13 Medan, Ratusan Siswa Antusias

Sekitar 600 siswa dari kelas VII, VIII, dan IX mendapatkan pemaparan awal mengenai konsep Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

DOK YAYASAN GPS
EDUKASI KEBENCANAAN - Para siswa SMP Negeri 13 Medan mengikuti simulasi penyelamatan banjir menggunakan perahu karet dalam program edukasi kebencanaan GEMILAP yang digelar Yayasan Gerakan Peduli Sungai (GPS), Rabu (19/11/2025). Kegiatan ini mengajarkan siswa jalur evakuasi, penggunaan alat darurat, serta kesiapsiagaan menghadapi bencana. (DOK YAYASAN GPS) 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Ratusan siswa SMPN 13 Medan memenuhi lapangan sekolah untuk mengikuti kegiatan Gerakan Mitigasi dan Latihan Penyelamatan (GEMILAP), program edukasi kebencanaan yang diinisiasi oleh Yayasan Gerakan Peduli Sungai (GPS), Rabu (19/11/2025).

Sekitar 600 siswa dari kelas VII, VIII, dan IX mendapatkan pemaparan awal mengenai konsep Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).

Materi yang disampaikan menekankan tiga pilar penting fasilitas sekolah aman bencana, manajemen bencana di sekolah, serta pendidikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana.

Tidak hanya fokus pada potensi gempa bumi, Yayasan GPS juga memberikan edukasi tentang kesiapsiagaan banjir, sejalan dengan peringatan BMKG terkait meningkatnya risiko bencana hidrometeorologi sepanjang musim hujan.

Para siswa diperkenalkan dengan perahu karet serta peralatan tanggap darurat lainnya.

Kegiatan ini disambut antusias. Banyak siswa mengaku baru pertama kali mengikuti simulasi yang lengkap dan interaktif.

“Dapat ilmu baru terkait kebencanaan. Bisa dapat pengalaman seru seperti membuat peta, naik perahu dan belajar tentang bencana,” kata Salva, siswi kelas IX.

Siswa lainnya, Zefanya, menilai kegiatan ini membuka wawasan baru.

“Karena sosialisasi ini kami jadi makin tahu apa yang bisa kami lakukan kalau terjadi bencana,” ujarnya.

Kepala SMPN 13 Medan, Awal Ihsan Porkas Harahap, mengapresiasi kegiatan ini karena relevan dengan kondisi Indonesia yang berada di wilayah rawan gempa.

“Apalagi kita tinggal di Medan, yang lempeng buminya jalur gempa. Sangat baik Yayasan GPS menggelar edukasi bencana di sekolah kami,” ucapnya.

Fasilitator GPS, Angga Pratama, juga menyampaikan bahwa antusiasme siswa sangat tinggi hingga ada peserta yang tidak kebagian giliran mengikuti latihan perahu karet.

“Penting sekali kolaborasi antar-stakeholder untuk menggaungkan SPAB, karena siswa SMP termasuk kelompok rentan. Sekolah juga biasanya menjadi tempat pengungsian saat bencana, jadi harus benar-benar tangguh,” ujarnya.

Ketua Yayasan Gerakan Peduli Sungai, Luthfi Hakim Fauzie, menyampaikan bahwa program GEMILAP sejalan dengan kebijakan Kemendikdasmen terkait SPAB. Ia menekankan pentingnya pendidikan kebencanaan yang berkelanjutan, mengingat Indonesia merupakan negara dengan kerawanan bencana tinggi.

“Bulan lalu kami mengunjungi sekolah-sekolah di Deli Serdang, dan November ini kami fokus ke Medan. Harapannya bisa menjangkau lebih banyak sekolah agar SPAB benar-benar terealisasi hingga tingkat tapak demi mewujudkan Indonesia Tangguh Bencana,” jelasnya.

Ia menutup dengan ajakan kepada para siswa dan masyarakat luas.

“Ayo menciptakan respons yang proaktif, meminimalkan kerentanan, dan membangun ketahanan komunitas terhadap bencana,” pungkasnya.

 

(cr26/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved