Berita Viral
TERUNGKAP Curhatan Rahasia Diplomat Arya Daru, Ternyata Cuma Vara yang Tahu Isi Hatinya
Ternyata hanya Vara yang tahu isi hatinya yang paling gelap curhatan rahasia yang jadi kunci misteri kematian Diplomat Arya Daru
TRIBUN-MEDAN.COM – Terungkap curhatan rahasia Diplomat Arya Daru.
Adapun Diplomat Arya Daru ternyata sempat curhat kepada Vara sebelum ditemukan tewas terlilit lakban di kosnya.
Ternyata hanya Vara yang tahu isi hatinya yang paling gelap curhatan rahasia yang jadi kunci misteri kematiannya.
Kini terungkap curhatan diplomat Arya Daru Pangayunan pada Vara.
Cerita tersebut kemudian menjadi dasar polisi dalam menyimpulkan penyebab kematian Daru.
Curhatan ke Vara justru tak diceritakan Daru pada istrinya, Meta Ayu Puspitantri.
Penyebab kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan hingga kini masih berpolemik.
Keluarga tak percaya sepenuhnya pada hasil penyelidikan polisi yang menyimpulkan tak ada unsur pidana dalam penyebab kematian Arya Daru.
Penasihat Hukum Keluarga Arya Daru, Dwi Librianto merasa janggal terhadap hasil penelitian dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) yang menyebut bahwa Daru mengalami burn out di akhir hidupnya.
Baca juga: Isi Klarifikasi Raja Antoni, Menteri Kehutanan Main Domino Bareng Azis Wellang Pembalak Liar
Burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang muncul akibat stres berkepanjangan, terutama terkait pekerjaan atau aktivitas yang menuntut energi besar tanpa istirahat dan pemulihan yang cukup.
Menurut WHO (World Health Organization), burnout dikategorikan sebagai fenomena yang berhubungan dengan pekerjaan, bukan gangguan medis, meskipun dampaknya bisa serius terhadap kesehatan.
"Psikologi Forensik kenapa begitu cepat menyimpulkan bahwa dia burnout," kata Dwi saat diwawancara Sindonews.
Hasil kesaksian sopir taksi menyebutkan Daru sempat beberapa kali mengubah tujuannya ketika dari mal Grand Indonesia, Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat pada Senin (7/7/2025).
Awalnya Daru meminta diantar ke Bandara Soekarno-Hatta, kemudian berubah menjadi ke Gedung Kemenlu di Jalan Pejambon, Jakarta Pusat.
Menurut Dwi tindakan mengubah rute tujuan merupakan bentuk kepanikan yang sedang dialami Daru yang disebabkan suatu hal.
"Di awal itu sejak di GI khawatir, bayangkan dia sudah mau ke bandara tiba-tiba berubah eh jangan ke kos, ada apa ? kalau bukan karena ketakutannya. Apa orang ketakutan itu bisa lagsung burnout ? rasanya bukan deh," katanya.
Meski bukan sebagai ahli psikologi, namun Dwi meyakini kondisi seseorang sampai mengalami burnout memerlukan proses panjang.
Baca juga: HASIL Lengkap Bola Tadi Malam - Portugal Pesta Gol, Inggris Belum Terkalahkan di Kualifikasi Pildun
"Orang burnout prosesnya bukan saat itu, ada proses yang dia ini. Hari itu gak ada, dua hari itu juga gak ada sama sekali," katanya.
Kini baru terungkap ternyata ada dua orang yang memberi kesaksian tentang kondisi psikologi Arya Daru Pangayunan.
Mereka menurut Dwi, adalah Vara dan seorang pegawai Kemenlu.
"Yang jelas ada dua orang, Vara, satu lagi orang Kemenlu juga saya gak hafal namanya. Bukan (Dion)," katanya.
Rupanya Vara memberi kesaksian terkait curhatan Daru padanya.
"Ada keterangan bahwa dia akan melakukan bunuh diri, waktu itu Vara salah satu saksinya dia berapa kali, almarhum menyatakan mau bunuh diri, itu keterangan dari Vara," kata Dwi Librianto.
Ahli digitan forensik juga menemukan email Daru tahun 2013 yang berisi tentang keinginan mengakhiri hidup.
"Terus ada keterangan yang bersangkutan buka email tentang bunuh diri tahun 2013, apakah hanya dasar itu langsung disimpulkan bahwa dia burnout ?" kata Dwi.
Dwi Librianto mengatakan salah satu saksi yang menyatakan Daru mengalami burnout dan memiliki keinginan mengakhiri hidup adalah Vara.
"Salah satunya dari Vara," katanya.
Baca juga: AMARAH Ayah Bocah SD Tewas Digorok di Kolaka Timur: Kau Potong Leher Anakku Sampai Putus,Saya Cariko
Sedangkan kata Dwi, polisi justru tidak menanyakan sama sekali kepada keluarga terkait kondisi psikologi Daru.
Ia berpendapat ketika keluarga mengetahui kondisi Daru, tentu sudah mengambil langkah lebih jauh untuk mengatasinya.
"Gak ada (dari keluarga)," katanya.
Sebelumnya Ketua Umum Apsifor Nathanael E. J. Sumampouw menyatakan bahwa Daru mengalami burnout.
"Tekanan dihayati secara mendalam sehingga mempengaruhi bagaimana almarhum memandang dirinya, memandang lingkungan, bagaimana almarhum memandang lingkungan, memandang masa depan," katanya saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Kondisi itu dipengaruhi beban pekerjaan Daru sebagai diplomat Kemenlu.
"Bahwa masa-masa akhir kehidupannya sebagai diplomat, almarhum bertugas melindungi WNI, pekerja kemanusiaan, memikul berbagai tanggung jawab menjalankan tugas profesional sekaligus peran humanistik sebagai pelindung, rescuer bagi WNI yang terjebak situasi krisis," ujarnya.
"Ini menimbulkan dampak seperti burnout, fatigue, kelelahan kepedulian. Dinamika psikologis itu kami temukan di masa akhir kehidupannya," tambah Nathanael.
Penyidik Ditressiber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto mengungkap isi email yang dikirim Daru tahun 2021.
Dalam emailnya, Daru menulis soal keinginan mengakhiri hidup.
"Di email pada 2021, pada intinya dari 9 segmen (email yang dikirim) itu bahwa korban ini sedang bercerita dengan badan amal itu ketika melihat gedung tinggi pengin mencari cara untuk loncat dari atas. Kemudian kalau melihat pantai pengin menenggelamkan diri," katanya.
Arya Daru Pangayunan merupakan seorang diplomat Kemenlu.
Seharusnya Daru ditugaskan ke Helsinski.
Namun Daru justru ditemukan tak bernyawa dengan kondisi kepala terlilit lakban kuning dalam kamar kos nomor 105 di Gondian International Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsMaker
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.